Blog Pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah

Monday, 31 October 2011

Mencermati Puisi Sufi

          Puisi Sufi adalah puisi yang ditulis oleh penganut paham tasauf, puisi yang mengandung nilai-nilai tasauf, atau puisi yang mengandung pengalaman tasauf. Puisi sufi biasanya mengungkapkan kerinduan penyairnya kepada Tuhan, hakikat hubungan makhluk dengan Sang Khalik, dan segala perilaku yang tergolong dalam pengalaman religius.

          Contoh berikut merupakan cuplikan puisi yang berjudul "Tuhan, Kita Begitu Dekat" karya Abdul Hadi W.M.:

Tuhan,
Kita begitu dekat
Sebagai api dengan panas
Aku panas dalam api-Mu
Tuhan,
Kita begitu dekat
Seperti kain dengan kapas
Aku kapas dalam kain-Mu

Sunday, 30 October 2011

Norma dalam Karya Sastra

Norma Estetika:
  1. Karya sastra itu mampu menghidupkan atau memperbaharui pengetahuan pembaca, menuntunnya melihat berbagai kenyataan kehidupan, dan memberikan orientasi baru terhadap apa yang dimiliki. 
  2. Karya sastra itu mampu membangkitkan aspirasi pembaca untuk berpikir dan berbuat lebih banyak dan lebih baik lagi bagi penyempurnaan kehidupannya. 
  3. Karya sastra itu mampu memperlihatkan peristiwa kebudayaan, sosial, keagamaan, atau politik masa lalu dalam kaitannya dengan peristiwa masa kini dan masa datang.
Norma Sastra:
  1. Karya sastra itu merefleksi kebenaran kehidupan manusia. Artinya, karya itu membekali pembaca dengan pengetahuan dan apresiasi yang mendalam tentang hakikat manusia dan kemanusiaan serta memperkaya wawasannya mengenai arti hidup dan kehidupan ini. 
  2. Karya itu mempunyai daya hidup yang tinggi yang senantiasa menarik bila dibaca kapan saja. 
  3. Karya itu menyuguhkan kenikmatan, kesenangan, dan keindahan karena strukturnya yang tersusun apik dan selaras.
Norma Moral:
Karya sastra disebut memiliki norma moral apabila menyajikan, mendukung, dan menghargai nilai-nilai kehidupan yang berlaku. Nilai keagamaan yang disajikan, misalnya, harus mampu memperkukuh kepercayaan pembaca terhadap agama yang dianutnya.

Saturday, 29 October 2011

Tentang Sastra (Lagi), Karakter, dan Kasih Sayang yang Hilang dalam BALADA IBU YANG DIBUNUH

Sastra memperhalus rasa.....
Pembelajaran apresiasi sastra merupakan salah satu cara penanaman karakter atau nilai-nilai moral. Nilai-nilai moral, seperti kejujuran, kesetiaan, pengabdian, keadilan, kasih sayang, dan kepedulian, banyak ditemukan dalam karya-karya sastra. Karya sastra dapat berupa puisi, cerita pendek, novel, maupun drama.

Fungsi utama sastra yaitu memperhalus akal budi, peningkatan rasa kemanusiaan dan peduli sosial, cinta budaya, pembangkit imajinasi, serta penumbuh kembang ekspresi jiwa dan pikiran.

Simaklah puisi berikut:

Balada Ibu yang Dibunuh (Karya W.S. Rendra)

Ibu musang dilindung pohon tua meliang
bayinya dua ditinggal mati lakinya.

Bulan sabit terkait malam memberita datangnya
waktu makan bayi-bayinya mungil sayang.

Matanya berkata pamitan, bertolaklah ia
dirasukinya dusun-dusun, semak-semak, taruhan
harian atas nyawa.

Burung kolik menyanyikan berita panas dendam warga desa
menggetari ujung bulu-bulunya tapi dikibaskannya juga.

Membubung juga nyanyi kolik sampai mati tiba-tiba
oleh lengking pekik yang lebih menggigilkan
pucuk-pucuk daun
tertangkap musang betina dibunuh esok harinya.

Tiada pulang ia yang meski rampas rejeki hariannya
ibu yang baik, matinya baik, pada bangkainya gugur
pula dedaun tua.

Tiada tahu akan merataplah kolik meratap juga
dan bayi-bayinya bertanya akan bunda pada angin
Tenggara.

Lalu satu ketika di pohon tua meliang
matilah anak-anak musang, mati dua-duanya.

Dan jalannya semua peristiwa
tanpa dukungan satu dosa. Tanpa.


Puisi di atas merupakan contoh puisi yang mampu merefleksikan karakter kasih sayang adalah sebuah keniscayaan. Sebagai makna denotatif, kesewenang-wenangan warga desa membunuh musang yang meresahkan mereka berakibat matinya anak-anak musang yang masih kecil. Sebagai makna konotatif, ‘musang’ (refresentasi seorang pencuri) dibunuh/dihakimi oleh massa tanpa belas kasihan telah secara tidak langsung membunuh pula keluarganya yang lain: anak dan istrinya, yang butuh nafkah dari kepala keluarga.

Puisi ini mengajarkan kita, untuk bersikap kasih sayang dan saling menyayangi betapapun sakitnya hati kita. Tak perlu ada balas dendam karena balas dendam dapat menciptakan titik hitam baru dalam jiwa manusia, jiwa kita (Masih segar dalam ingatan, bagaimana semena-menanya tentara pemberontak Lib** yang menyeret, memukul, menginjak-injak, dan melakukan pelecehan seksual terhadap Muammar Khadafi yang sudah tak berdaya).

Manusia yang memiliki rasa kasih sayang, tidak akan melakukan hal sebagaimana yang dilukiskan W.S.Rendra dalam puisi di atas. Sebagai sesama makhluk hidup, musang ataupun pencuri memiliki hak untuk hidup dan mencari makan. Kemarahan membangkitkan sumpah-serapah dan balas dendam, sangatlah manusiawi. Tapi, kemarahan dan balas dendam justru menunjukkan betapa kita adalah pribadi yang tak mau mencoba memahami mengapa orang sampai mau mengambil barang orang lain, tak dapat meredam gejolak emosi dalam diri, dan tak mampu memaafkan. Secara tak sadar, sumpah-serapah kita telah membuat kita menjadi penyumpah, balas dendam yang kita lakukan menjadikan kita seorang pendendam, dan dengan membunuh itu telah membuat kita menjadi seorang pembunuh.

Jadi, lebih baik memiliki rasa kasih sayang daripada membenci, menyumpah, apalagi membalas dendam dengan cara yang keji.

Sudahkah kalian membaca sastra hari ini?









Tentang SASTRA

Sastra adalah ekspresi perasaan dan pemikiran manusia melalui bahasa.

Genre (Jenis-jenis) Sastra: 
  1. Sastra Imajinatif, yaitu sastra yang berupaya menyempurnakan realitas kehidupan walaupun sebenarnya fakta atau realitas kehidupan sehari-hari tidak begitu penting dalam sastra imajinatif. Contoh: puisi, fiksi atau prosa naratif, dan drama. 
  2. Sastra Non-imajinatif, yaitu sastra yang unsur faktualnya lebih menonjol daripada imajinasinya dan cenderung denotatif dan kalaupun muncul konotatif, kekonotatifan tersebut amat bergantung pada gaya penulisan yang dimiliki pengarang. Contoh: esai, kritik, biografi, autobiografi, memoar, catatan harian, dan surat-surat. 
Sastra memiliki tiga identitas: 
  1. Fiksi 
  2. Bernilai Seni 
  3. Bahasa yang khas 
Karya sastra dianggap bernilai atau berbobot karena: 
  1. Konsisten dengan kebenaran 
  2. Konsisten dengan Kejujuran 
  3. Konsisten dengan Keindahan 
Karya sastra yang baik memenuhi tiga norma: 
  1. Norma estetika 
  2. Norma Sastra 
  3. Norma Moral 
(Lebih lanjut tentang ketiga norma ini, baca di Norma dalam Karya Sastra)


Friday, 28 October 2011

Menulis Itu Gampang Asal Tidak Patah Semangat

          Selain banyak membaca, pengalaman hidup juga penting dan bisa dijadikan bahan karangan. Contohnya Ian Flemming (pengarang novel James Bond), Sidney Sheldon (pengarang Kincir Angin Para Dewa), Agatha Cristie (pengarang Midnight on The Orient Express). Mengarang cerita fiksi atau nonfiksi, kedengarannya susah-susah gampang. Apalagi jika membaca proses pengarang-pengarang top hingga terkenal di seantero dunia. Betapa hebatnya mereka!

         J.K. Rowling, pengarang novel laris Harry Potter, sebelum memulai mengarang, biasa menulis catatan yang terlintas di benaknya pada kertas kecil yang selalu dibawanya. Bahkan, novel Harry Potter ditulisnya di sebuah kafe sambil menghangatkan diri.

Dikutip sebagian dari Fantasi No.491, Mei 2003

EFEK PENGGUNAAN UNSUR BUNYI (RIMA) DALAM PUISI

          Dalam puisi, bunyi merupakan unsur puisi yang mengandung efek keindahan dan tenaga untuk mengekspresikan gagasan. Bunyi selain mengandung unsur-unsur musik, seperti nada, irama, tempo, dan jeda, juga mempunyai tugas yang lebih penting lagi, yakni menimbulkan efek rasa, bayangan, memperdalam makna, dan menimbulkan efek khusus. Pola-pola pengulangan bunyi dalam puisi disebut dengan rima.

          Rima dibedakan menjadi dua. Yakni rima asonansi (pengulangan bunyi vokal) dan rima aliterasi (pengulangan bunyi konsonan).

          Pengulangan bunyi yang menimbulkan efek merdu dan berirama disebut efoni. Contoh bunyi vokal a, i, u, e, o dan sengau m, n, ng, ny. Bunyi ini cocok untuk menimbulkan kesan keindahan, kemesraan, kegembiraan, kerinduan.

          Pengulangan bunyi yang menimbulkan efek tidak merdu dan terkesan parau disebut kakofoni. Contohnya k, p, t, s, b, d, m. Bunyi ini cocok untuk menimbulkan kesan kekuatan, tekanan, kekacauan, kehancuran.

          Di samping rima di atas, ada juga jenis rima berdasarkan bunyi yang terletak di akhir larik/baris, yaitu rima rata/sama, rima berpeluk, rima kembar, dan rima silang/berselang (Tentang ini silakan kamu baca lagi di arsip JENIS RIMA BERDASARKAN BUNYI DI AKHIR LARIK).

Sumber foto: Google



Thursday, 27 October 2011

Analisis Tema dalam Puisi Doa (Amir Hamzah)


        Tema merupakan gagasan pokok yang diungkapkan dan berfungsi sebagai landasan utama penyair dalam puisinya. Tema itulah yang menjadi kerangka pengembangan sebuah puisi. Jika landasan awalnya tentang ketuhanan, keseluruhan struktur puisi itu tidak lepas dari ungkapan-ungkapan eksistensi Tuhan. Demikian pula halnya jika yang dominan adalah dorongan cinta dan kasih sayang, ungkapan-ungkapan asmaralah yang akan lahir dalam puisi itu.

Perhatikan puisi berikut ini:
Doa
Dengan apakah kubandingkan pertemuan kita,
kekasihku?        
        Dengan senja samar sepoi, pada masa purnama
        meningkat naik, setelah menghalaukan panas
        payah terik
Angin malam menghembus lemah, menyejuk badan, melambung
rasa menayang pikir, membawa angan ke bawah kursimu.
        Hatiku terang menerima katamu, bagai bintang
        memasang lilinnya.
Kalbuku terbuka menunggu kasihmu, bagai sedap malam
menyirak kelopak
        Aduh, kekasihku, isi hatiku dengan katamu,        
        penuhi dadaku dengan cahayamu, biar bersinar          
        mataku sendu, biar berbinar gelakku rayu!


        Kedalaman rasa ketuhanan nampak dalam pemilihan kata, ungkapan, lambang, dan kiasan-kiasan yang digunakan penyair. Unsur-unsur tersebut menunjukkan betapa erat hubungan antara penyair dan Tuhan.
        Puisi itu juga menunjukkan keinginan penyair agar Tuhan mengisi seluruh kalbunya. Tentang besarnya cinta, kerinduan, dan kepasrahan sang penyair akan Tuhannya, dapat kita rasakan secara nyata dalam puisi tersebut.

Wednesday, 26 October 2011

SOAL | Menentukan Perbedaan Penyajian Berita

SOAL | Menentukan Perbedaan Penyajian Berita---
Indikator Soal : Disajikan dua kutipan berita, siswa dapat menentukan perbedaan penyajian kutipan tersebut

SOAL 1:
Cermati kutipan teks berita berikut!
Teks Berita 1
Kasat Lalu Lintas Polres Bogor mengimbau kepada pengendara dari Jabodetabek yang hendak berkunjung ke Puncak agar berangkat sebelum pukul 13.00 menjelang tahun baru. Hal ini berkaitan dengan rencana penutupan jalur menuju Puncak sejak pukul 13.00. Imbauan ini, sebelumnya sudah disosialisasikan ke sejumlah hotel, penginapan, dan warga setempat.

Teks Berita 2
menghindari kemacetan di jalur wisata Puncak, Polisi sudah menyediakan jalur alternatif. Kasat Lalu Lintas Polres Bogor mengharapkan para Pelancong dengan tujuan Puncak Cisarua agar mengusahakan tiba di tujuan sebelum pukul 13.00 WIB. Ini berkaitan dengan rencana pemberlakuan arus lalu lintas satu jalur.

Perbedaan penyajian kedua teks berita tersebut adalah ...
A. teks I diawali dengan siapa, teks II diawali mengapa.
B. teks I diawali dengan apa, teks II diawali bagaimana.
C. teks I diawali dengan mengapa, teks II diawali bagaimana.
D. teks I diawali dengan apa, teks II diawali mengapa.


KUNCI JAWABAN : A
PEMBAHASAN :
Teks 1 diawali dengan pokok berita siapa (Kapolres), sedangkan berita II diawali dengan pokok berita mengapa (guna menghidari...)

SOAL 2:
Teks 1
Lima penumpang tewas dan 210 luka-luka dalam kecelakaan Kereta Api Ekonomi Bengawan jurusan Solo – Tanah Abang. Peristiwa naas itu terjadi Selasa (16/1) pukul 00.06. Akibatnya, perjalanan kereta lintas selatan terganggu.
Teks 2
Terjadi kecelakaan Kereta Api Ekonomi Bengawan jurusan Solo – Tanah Abang di Dusun Gununglurah, Rancamaya, Banyumas. Peristiwa itu menelan korban 5 penumpang tewas dan lebih 100 orang luka-luka. Peristiwa naas itu terjadi Selasa (16/1) dini hari.
Perbedaan penyajian kedua teks berita di atas adalah . . . .
a. Teks 1: berapa – bagaimana – kapan, Teks 2: apa – kapan – berapa
b. Teks 1: berapa – apa – bagaimana, Teks 2: apa – di mana – kapan
c. Teks 1: apa – berapa – kapan, Teks 2: bagaimana – kapan – berapa
d. Teks 1: berapa – kapan – bagaimana, Teks 2: apa – berapa – kapan

Soal 3:
Cermati kutipan teks berita berikut!
Teks 1
Banjir kembali melanda Pantura Jawa Timur. Hal itu disebabkan meluapnya Bengawan Solo akibat tanggul di desa Tegalsari, Kecamatan Widang, Tuban, jebol. Peristiwa itu juga merenggut dua korban jiwa. Itulah yang disampaikan Camat Widang, Dwijono.

Teks 2
Minggu dini hari tanggul di desa Tegalsari, Kecamatan Widang, Tuban, jebol. Akibat peristiwa itu dua orang meninggal dan pantura Jawa Timur banjir. Sejauh ini telah diusahakan penanggulannya, tetapi belum berhasil. Pihak kepolisian setempat mengimbau agar pengguna jalan pantura berhati-hati.
Perbedaan penyajian kedua teks berita tersebut adalah ....

A. Teks 1: apa, bagaimana, mengapa, siapa ; Teks 2: apa, kapan bagaimana, siapa
B. Teks 1: di mana, mengapa, bagaimana, siapa ; Teks 2: apa, bagaimana, kapan, siapa
C. Teks 1: di mana, mengapa, siapa, bagaimana ; Teks 2: kapan, bagaimana, apa, siapa
D. Teks 1: apa, mengapa, bagaimana, siapa ; Teks 2:kapan, apa, bagaimana, siapa

Kunci Jawaban : D

Pembahasan :
Unsur-unsur berita biasanya berpola 5 W + 1 H: what (apa), who (siapa), where (di mana), when (kapan), why (mengapa), dan how (bagaimana). Bukan berarti bahwa penulisan berita harus mengikuti urutan unsur-unsur tersebut. Dalam penyajiannya , seorang penulis berita dapat memvariasikannya. Bahkan kadang-kadang unsur-unsur tersebut tidak lengkap dalam sebuah berita.
Teks berita I: (apa) Banjir kembali melanda Pantura Jawa Timur. (mengapa)Hal itu disebabkan meluapnya Bengawan Solo akibat tanggul di desa Tegalsari, Kecamatan Widang, Tuban, jebol. (bagaimana) Peristiwa itu juga merenggut dua korban jiwa. (siapa) Itulah yang disampaikan Camat Widang, Dwijono.

Teks berita 2: (kapan) Minggu dini hari (apa) tanggul di desa Tegalsari, Kecamatan Widang, Tuban, jebol. (bagaimana) Akibat peristiwa itu dua orang meninggal dan pantura Jawa Timur banjir. Sejauh ini telah diusahakan penanggulannya, tetapi belum berhasil. (siapa) Pihak kepolisian setempat mengimbau agar pengguna jalan pantura berhati-hati.

Menulis Cerpen Berdasarkan Pengalaman Pribadi

        Di kelas (kelas IX), kalian akan bertemu materi ini nanti. Tapi, eit... jangan ngacir dulu. Menulis cerpen itu mengasyikkan. Sebagai penulisnya, kamu bisa menjadi tokoh dalam cerpenmu itu. Kamu bisa jadi siapa saja yang kamu mau. Misalnya, jadi seorang tokoh yang tergabung dalam sebuah boyband atau girlband layaknya Sm*sh ataupun Cherrybelle, lalu terjadi satu peristiwa yang terserah kamu mau buat seperti apa. Mengasyikkan bukan?
Saya juga punya lumayan banyak cerpen yang saya buat waktu masih jadi pelajar dulu. Sempat diketik dan dijadikan buku lalu difotokopi (diperbanyak) oleh teman-teman saya waktu di bangku SMA dulu. Nanti akan saya kutipkan satu atau beberapa di antaranya.
Oleh karena itu, simaklah dahulu penjelasan ini.......
     
        Cerpen (cerita pendek) adalah karangan pendek yang berbentuk prosa. Cerpen merupakan penggalan peristiwa hidup seseorang baik yang mengharukan, meyedihkan, menggembirakan, maupun pertikaian, dan mengandung kesan yang tidak mudah dilupakan.

        Jalan cerita sebuah cerpen memang pendek. Akan tetapi, bukan berarti bahwa semua cerita pendek itu dinamakan cerpen. Misalnya fabel, dongeng, anekdot, dan cerita-cerita rakyat merupakan contoh cerita pendek, tetapi tidak bisa disebut cerpen.

        Dalam menulis cerpen hendaknya diperhatikan alur, tokoh, latar, dan tema. Alur dalam cerpen tidak terlalu rumit dan mengandung arti sebagai rentetan cerita yang didasari sebab-akibat. Tokohnya yang dimunculkan hanya beberapa orang saja. Latar (tempat dan waktu) dilukiskan terbatas dan hanya sebentar. Temanya hanya mengungkap hal yang sederhana.

Ciri-ciri cerpen:

  • Ceritanya fiktif/ rekaan. Walaupun begitu,  isi ceritanya logis dengan kehidupan sebenarnya.
  • Tema cerita berfokus pada satu aspek cerita, yang menimbulkan efek dan kesan tunggal.
  • Mengungkapkan masalah yang terbatas pada hal-hal yang penting saja.
  • Menyajikan peristiwa yang cermat dan jelas.


      Berikut contoh cerpen yang pernah saya buat semasa duduk di SMA (24 Oktober 1993). Saat SMA, saya sekolah jauh dari tempat tinggal sehingga harus nge-kost. Berikut kisahnya:

Kisah Serantang Kolak
        Ketika aku tersadar dari mimpi, hari sudah siang. Dengan agak malas, aku bangkit dari pembaringan. Kemudian meninggalkan kamar setelah membereskan peraduan dan mengambil handuk.
        Suasana kost pagi ini amat lengang. Lumrah kok. Hari minggu begini, biasanya anak-anak masih pada ngorok di ranjangnya. Maklum, semalam begadang, nonton parabola di rumah sebelah.
Gitulah keadaan anak kost. Kadang-kadang memang kompak. Minggu pagi kemarin, kami kompak lari pagi rame-rame. Yah, sekadar refreshing gitulah selain raga menjadi bugar. Apalagi tujuan kami adalah pantai. Wah, senang deh hati ini. Di pantai kita bisa mandi sepuasnya. Atau, kalau ada sobat yang bawa kamera, wow peristiwa itu bisa diabadikan. Apalagi ada doi di samping, wah wah wah, lupa dong ama ulangan udah dekat. Tapi, pagi ini anak-anak tidak ada yang morning run. Kali ini memang nggak kompak. Ada teman yang ngajak, namun berhubung banyak yang lagi kena penyakit ogah, ya terpaksa nggak ada yang running to the beach.

Baca lanjutannya di SINI......

Tuesday, 25 October 2011

Makna Denotasi dan Konotasi dalam puisi Doa

Pembagian kedua jenis makna ini didasarkan ada tidaknya penambahan makna pada makna dasar suatu kata berdasarkan nilai rasa, pikiran, atau tanggapan kita.
Makna denotasi adalah makna yang tidak mengalami perubahan apapun dari makna asalnya.
Makna konotatif adalah makna yang telah mengalami penambahan dari makna asalnya. Ada tidaknya penambahan makna itu dapat diketahui setelah kata itu digunakan dalam kalimat.
Perhatikan contoh penggunaan kata yang terdapat dalam puisi
Doa Karya Chairil Anwar :
KATAMAKNA DENOTASIMAKNA KONOTASI
termanguterdiamkekosongan jiwa
menyebutberucapberzikir
kerlip lilincahaya lilinkesadaran yang tinggal sedikit
hilang bentukmusnah, lenyaphilang kepercayaan diri, bimbang
remukhancurfrustasi
mengetukmemukul sesuatu dengan buku jarimengharapkan pertolongan
berpalingmelihat ke samping (ke arah lain)lupa, munkar

(Puisi lengkapnya dapat dilihat di sini)

Thursday, 20 October 2011

Cara Membuat Penokohan dalam Cerita

Istilah penokohan dapat diartikan sebagai teknik (cara) pengarang mengembangkan watak tokoh dalam prosa fiksi (cerpen, roman, novel). Ada dua teknik penokohan, yakni naratif dan dramatik.
Teknik Naratif:
Teknik naratif adalah penuturan watak tokoh secara langsung melalui paparan narasi.
Dalam teknik naratif ini, pengarang secara langsung:
- mengenalkan sosok tokoh
- menyebutkan pekerjaan tokoh
- menggambarkan kehidupan sehari-hari tokoh
Contoh:
Doni pun cepat akrab karena Vina sabar dan telaten. Vina pun senang karena Doni tidak rewel dan mudah diatur. Bahkan, jika Vina sedang tidak mood mengasuh Doni, Vina cukup memutar VCD Teletubbies saja. Lama-lama Doni pasti tertidur di sofa asal Perancis itu. Di apartemen itu, Vina serasa di rumah sendiri. Kecuali di kamar majikannya, ia bebas tidur di mana saja.
Teknik Dramatik:
Teknik dramatik adalah pengembangan watak tokoh secara tidak langsung melalui pemaparan sebuah peristiwa dramatik yang mengandung perilaku dan dialog para tokoh.
Dalam teknik dramatik ini, pengarang memaparkan adegan dramatik untuk mengembangkan watak tokoh melalui:
- penggambaran kedaan fisik tokoh
- pelukisan perilaku tokoh
- dialog tokoh
Contoh:
"Saya ingin cari pengalaman sekaligus cari uang di liburan panjang ini, Bu."
"Tapi kamu bisa nggak jaga anak tiga tahun?"
"Bisa, Bu."
"Telaten, nggak?"
"Telaten dong, Bu. Masa nggak, sih?"
"Kamu sabar nggak orangnya?"
Vina mengangguk.
"Kamu bersedia tinggal di sini?"
"Siap, Bu."
"Orangtua kamu nggak keberatan?"
"Nggak masalah, saya anak kost kok, Bu."
"Sebulan empat ratus ribu."
"Boleh nawar nggak, Bu?"
"Hmm, berapa?"
"Lima ratus?"
Si ibu pewawancara berpikir cukup alot, "Oke, deal!"
Sumber foto: Nova

Wednesday, 19 October 2011

Beberapa Sastrawan Angkatan '66 dan Karyanya


Kehidupan sastra pada masa ini penuh dengan gejolak, banyak terjadi persaingan di antara dua golongan sastrawan, yaitu sastrawan yang mempertahankan seni untuk seni dan sastrawan yang mempertahankan seni untuk rakyat (hal ini akan kita bahas nanti). 

Sastrawan yang tergolong angkatan ini adalah:

1. Taufik Ismail
- Tirani dan Benteng, kumpulan sajak
- Sajak-sajaknya yang terkenal: Salemba, Karangan Bunga, Percakapan Angkasa.

2. Gunawan Muhammad
Ia merupakan seorang esais (penulis esai) yang produktif, selain menulis sajak. Karya-karyanya banyak dimuat di majalah Horison.

3. Rosida Amir
- Cinta Pertama, roman

4. Sapardi Djoko Damono
- Selain esais, ia juga banyak menulis sajak dalam kumpulan sajak: Dukamu Abadi.

Sastrawan lainnya:
Rendra, NH Dini, Ramadhan KH, Toto Sudarto Bachtiar, Motinggo Busye, Rahmat Djoko Pradopo, Titi Said, Enny Sumargo, Wing Karjo, Saini KM, AS Dharta, Bachtiar Siagian, B.Soelarto, Bur Rusuanto, B.Bastari Asnin, Satyagraha Hoerip, Gerson Poyk, Ras Siregar, LC Bach, Kamal Firdaus TF, Djumbri Obeng, Poernawan Tjondronagoro, Zen Rosdy, Tabrin Tahar, Matia Madijah, dan masih banyak lagi.

Tuesday, 18 October 2011

Sastrawan Angkatan '45 dan Bukunya

Nama Angkatan 45 mula-mula diorbitksn oleh Rosihan Anwar dalam majalah Siasat yang dipimpinnya sekitar tahun 1950. Sedangkan yang dianggap sebagai pelopor Angkatan 45 adalah Chairil Anwar (di bidang puisi). Sedangkan pelopor di bidang prosa adalah Idrus.
Berikut sastrawan yang tergolong Angkatan 45:
1. Chairil Anwar
- Deru Campur Debu (kumpulan puisi, 1943-1949)
- Kerikil Tajam dan Yang Terhempas dan Terputus
- Tiga Menguak Takdir (kumpulan puisi bersama Rivai Apin dan Asrul Sani)

2. Idrus
- Aki (1948)
- Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma (kumpulan cerpen, 1948)
- Jibaku Aceh (drama)

3. Aoh Kartahadimaja
- Zahra (kumpulan sajak dan drama)
- Manusia dan Tanahnya (kumpulan cerpen)

4. Achdiat Kartamiharja
- Atheis, roman kejiwaan (1949)
- Bentrokan dalam Armara (kumpulan drama)

5. Rivai Marlaut
- Dokter Haslinda, roman perjuangan
- Mengapa Palestina Bergolak

6. Saadah Alim
- Pembalasannya, roman bertendens (1945)
- Angin Timur Angin Barat, terjemahan dari Pearl S. Buck

7. Usmar Ismail
- Permintaan Terakhir, cerpen
- Mutiara dari Nusa Laut, drama

8. Rivai Apin
- Mual, sajak
- Chairil Anwar dengan Maut, essay

9. Asrul Sani
- Sahabat Saya Cordiaz, cerpen
- Deadlock pada Puisi Emosi Semata, essay

10. Rosihan Anwar
- Radio Masyarakat, cerpen
- Raja Kecil Bajak Laut di Selat Malaka, roman sejarah (1967)

Sastrawan lainnya:
Waluyati Supangat, Dodong Jiwapraja, Taslim Ali, Dr.Abu Hanifah, Amal Hamzah, Utuy Tatang Sontani, Pramudya Ananta Toer, Mochtar Lubis, Anas Ma'ruf, Maria Amin, Zuber Usman, Sitor Situmorang, S.Rukiah, dan puluhan lainnya.

Wednesday, 5 October 2011

Chord Contoh Musikalisasi Puisi "Doa" karya Chairil Anwar

Chord Contoh Musikalisasi Puisi "Doa" karya Chairil Anwar---
         Musikalisasi puisi merupakan salah satu materi apresiasi sastra yang diberikan di kelas IX dan berlanjut di bangku SMA/SMK. Musikalisasi puisi adalah menyajikan (mendeklamasikan) puisi dengan diiringi instrumen musik ataupun menyajikan puisi yang dilakukan dengan menyanyikannya (menggunakan notasi lagu, baik ciptaan sendiri atau memakai notasi lagu yang sudah tenar). Ada juga versi lain seperti yang pernah ditunjukkan oleh siswa saya ketika memusikalisasi puisi Doa dengan menggunakan lagu "Untukmu Selamanya" dari Band Ungu dan puisi Aku dengan menggunakan lagu "Hidupku Kan Damaikan Hatimu" dari Caffein (Lihat video-nya klik "Doa" dan "Aku").

         Berikut adalah contoh notasi lagu ciptaan saya sendiri, silakan dieksplorasi.
DOA Karya: Chairil Anwar
Intro: Am Dm E Am E

Am
Tu....han....ku....
     Dm
dalam.... termangu....
G                                  C
aku..... masih..... menyebut nama-Mu.....
    Am                            Dm               E                                           Am
Biar..... susah.... sungguh.....  mengi.....ngat Kau...... penuh seluruh......

Am
Cah.....ya......-Mu......
      Dm
panas...... suci......
       G                             C
tinggal.... kedip...... lilin di kelam sunyi ......
Am                           Dm                            E                                Am
Tu.....han....ku..... aku hilang bentuk..... remuk..... remuk..... remuk......

Reff:
 G                             C                               E                             Am
Tu.....han.....ku....  aku mengembara..... di..... ne.....geri a....sing......
 G                             C                           E
Tu.....han.....ku.... di pin.....tu....-Mu.... aku.... mengetuk.....
 E                                                     Am
Aku..... ti.....dak..... bi....sa.... berpaling.......

Demikian, semoga dapat diekplorasi sesuai dengan kreativitas nada yang kalian buat sendiri......

Sunday, 2 October 2011

Syarat Membuat Judul Karangan | Film Badai di Ujung Negeri

Dalam membuat judul sebuah karangan atau tulisan, sebaiknya kita memperhatikan keasliannya, menggambarkan isi karangan, singkat, dan menarik. Menarik maksudnya adalah walau menggambarkan isi karangan namun bukan berarti mudah ditebak isinya. Tetapi, judul yang kita buat itu memberi sugesti agar pembaca merasa ingin atau tertarik untuk membaca. Badai di Ujung Negeri adalah merupakan salah satu judul yang menerapkan rambu-rambu ini. Asli, deskriptif, singkat, dan menarik. Membaca judulnya, kita bertanya-tanya: apa sih yang dimaksud dengan badai di ujung negeri? Badai merupakan sebuah konotasi dari musibah, sedangkan ujung negeri merupakan refresentasi tempat yang terletak di ujung. Di mana sih? Di Sabang? Merauke? Eh ternyata, badai dalam film Badai di Ujung Negeri ini merupakan nama tokoh utamanya (diperankan oleh aktor Arifin Putra). Lalu, sedang apa Badai di ujung negeri? Mengapa dia di sana? Rentetan pertanyaan seperti ini tentu saja merupakan nilai tambah untuk mendorong seseorang agar mencari tahu dan akhirnya berniat menontonnya.
Sinopsis film Badai di Ujung Negeri:

        Badai adalah marinir yang ditugaskan di pos jaga perbatasan Indonesia di sebuah pulau di laut cina selatan. Penemuan mayat misterius mempertemukannya kembali dengan Joko, sahabat lama yang ditugaskan di kapal KRI.
        Disisi lain, Anisa, seorang gadis setempat mempertanyakan kepastian hubungannya dengan Badai. Badai ragu untuk membuat keputusan karena dia bisa dipindah tugaskan kapanpun, kemanapun.
        Konflik makin meruncing. Dika, anak nelayan teman Badai ditemukan mati.
Kesalahpahaman Joko dan Badai tentang kematian Nugi, adik Joko, mempengaruhi kerjasama mereka dalam menemukan siapa pembunuh Dika dan mayat-mayat lainnya yang belakangan bermunculan terapung di laut. Badai dan Joko dijebak ke pulau terpencil sementara para pembunuh merencanakan pembajakan sebuah kapal tanker di laut perbatasan, memanfaatkan kelemahan konflik di antara mereka dan kondisi kapal KRI yang sudah tua.

Sumber sinopsis:
http://www.21cineplex.com/badai-di-ujung-negeri-bada,movie,2613.htm

Popular Posts

Blog Archive