Blog Pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah

Thursday, 12 December 2013

Persajakan dalam Puisi

Persajakan dalam Puisi--
          Dalam puisi, bunyi merupakan unsur puisi yang mengandung efek keindahan dan tenaga untuk mengekspresikan gagasan. Bunyi selain mengandung unsur-unsur musik, seperti nada, irama, tempo, dan jeda, juga mempunyai tugas yang lebih penting lagi, yakni menimbulkan efek rasa, bayangan, memperdalam makna, dan menimbulkan efek khusus. Pola-pola pengulangan bunyi dalam puisi disebut dengan rima.

          Rima dibedakan menjadi dua. Yakni rima asonansi (pengulangan bunyi vokal) dan rima aliterasi (pengulangan bunyi konsonan).

          Pengulangan bunyi yang menimbulkan efek merdu dan berirama disebut efoni. Contoh bunyi vokal a, i, u, e, o dan sengau m, n, ng, ny. Bunyi ini cocok untuk menimbulkan kesan keindahan, kemesraan, kegembiraan, kerinduan.

          Pengulangan bunyi yang menimbulkan efek tidak merdu dan terkesan parau disebut kakofoni. Contohnya k, p, t, s, b, d, m. Bunyi ini cocok untuk menimbulkan kesan kekuatan, tekanan, kekacauan, kehancuran.

          Di samping rima di atas, ada juga jenis rima berdasarkan bunyi yang terletak di akhir larik/baris, yaitu rima rata/sama, rima berpeluk, rima kembar, dan rima silang/berselang (Tentang ini silakan kamu baca lagi di arsip JENIS RIMA BERDASARKAN BUNYI DI AKHIR LARIK).

Sumber foto: Google

Saturday, 7 December 2013

Puisi Lama dan Contohnya

Puisi Lama dan Contohnya--
Puisi Indonesia dapat digolongkan berdasarkan kriteria kurun waktu atau zaman, kriteria isi, dan kriteria bentuk atau gaya pengungkapan yang kadang-kadang disebut pula dengan tipe. Berdasarkan kurun waktu atau zamannya, puisi Indonesia dapat dibedakan menjadi puisi lama dan puisi baru (modern). Dengan membagi puisi Indonesia berdasarkan kurun waktu atau zamannya, sebenarnya kita juga telah membedakan bentuk dan sifatnya. Berdasarkan sifatnya, puisi lama merupakan milik bersama sehingga siapapun yang mampu menghapalnya, dialah yang memilikinya.

Adapun berdasarkan bentuknya, puisi lama pada umumnya berpola (terikat oleh beberapa aturan). Artinya, sebagian besar berbentuk cipta sastra yang terikat oleh jumlah baris, jumlah kata, atau jumlah huruf. Contohnya pantun. Akan tetapi, ada bentuk puisi lama yang tidak beraturan bentuknya, misalnya puisi mantra.

Contoh Puisi Lama:
a. Mantra
b. Pantun
c. Pantun Berkait
d. Talibun
e. Pantun Kilat (Karmina)
f. Gurindam
g. Syair
h. Seloka
i. Ruba'i
j. Kit'ah
k. Nazam
l. Gazal
m. Masnawi

Karya Sastra Klasik

Karya Sastra Klasik-
Sastra klasik yang bisa juga disebut sebagai sastra tradisional adalah karya sastra yang tercipta dan berkembang sebelum masuknya unsur-unsur modernisme ke dalam karya sastra.
Dalam ukuran waktu, sastra klasik (Nusantara) dibatasi sebagai sastra yang berkembang sebelum tahun 1920-an, yakni rentang waktu sebelum lahirnya tren sastra Angkatan Balai Pustaka.

Bentuk-bentuk Karya Sastra Klasik
a. Mantra
b. Pantun
c. Pantun Berkait
d. Talibun
e. Pantun Kilat (Karmina)
f. Gurindam
g. Syair
h. Seloka
i. Ruba'i
j. Kit'ah
k. Nazam
l. Gazal
m. Masnawi

2. Berbentuk Prosa
a. Bidal
b. Hikayat
c. Sejarah (Tambo)
d. Dongeng
e. Kisah

Friday, 6 December 2013

Teori | Unsur Intrinsik Puisi

Teori | Unsur Intrinsik Puisi--
Puisi adalah bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata indah dan kaya makna. Keindahan sebuah puisi disebabkan oleh diksi, majas, rima, dan irama yang terkandung dalam karya sastra tersebut. Adapun kekayaan makna yang terkandung dalam puisi disebabkan oleh pemadatan segala unsur bahasa. Bahasa yang digunakan dalam puisi berbeda dengan yang digunakan dalam keseharian kita. Puisi menggunakan bahasa yang ringkas, namun kaya makna. Kata-kata yang digunakannya adalah kata-kata konotatif, yang mengandung banyak penafsiran dan pengertian.

Secara garis besar, unsur-unsur puisi terbagi dalam dua macam, yakni struktur fisik dan struktur batin. Berikut adalah uraian yang saya kutip dari buku Teori dan Apresiasi, Herman J.Waluyo (1995).

1. Unsur Fisik
Unsur fisik terbagi atas (silakan klik untuk penjelasan lebih lanjut):
a.Diksi (Pilihan Kata)
b.Pengimajian (Citraan)
c.Kata konkret
d.Bahasa Figuratif (Majas)
e.Rima
f.Tata Wajah (Tipografi)

2.Unsur Batin
Unsur batin terbagi atas:
a.Tema
b.Perasaan
c.Nada dan Suasana
d.Amanat

Contoh Kalimat Majemuk

Contoh Kalimat Majemuk--
Kalimat majemuk adalah gabungan sekurang-kurangnya dua klausa. Jenis kalimat majemuk dapat diketahui melalui kata hubung yang digunakan.

1. Kalimat Majemuk Setara (KMS)
Adalah kalimat majemuk yang kedua klausanya memiliki kedudukan yang setara.
1.1 KMS Penggabungan (kata hubungnya: dan, lagi, serta, sambil)
1.2 KMS Penguatan (bahkan, apalagi)
1.3 KMS Pertentangan (atau)
1.4 KMS Pemilihan (tetapi, melainkan, sedangkan)
1.5 KMS Meneruskan / Urutan Waktu (kemudian, lalu, lantas, selanjutnya)
Contoh: Anak itu pandai dan rajin sekali.
Gabungan dari kalimat:
1) Anak itu pandai.
2) Anak itu rajin sekali.

2 Kalimat Majemuk Bertingkat (KMB)
Adalah kalimat majemuk yang salah satu klausanya memiliki kedudukan yang lebih tinggi (biasanya yang memiliki kedudukan lebih tinggi adalah klausa induk)
2.1 KMB dengan anak kalimat pengganti subjek
Anak yang berbaju merah itu adikku.
2.2 KMB dengan anak kalimat perluasan subjek
Budi, kakak iparku, sudah tiba.
2.3 KMB dengan anak kalimat pengganti predikat
Ayahku orangnya gemuk.
2.4 KMB dengan anak kalimat pengganti objek
Ia mengetahui bahwa kami telah menikah.
2.5 KMB dengan anak kalimat pengganti keterangan
a. Keterangan Waktu (ketika, selama, sewaktu, sejak, sebelum, sambil)
b. Keterangan Tujuan (agar, supaya, biar)
c. Keterangan Konsesif (walau, meski, kendati, sekalipun)
d. Keterangan Syarat (jika, asal, andai)
e. Keterangan Sebab (karena, oleh karena, sebab)
f. Keterangan Akibat (sehingga, maka, sampai-sampai, akibatnya)
g. Keterangan Cara (......dengan cepat)
h. Keterangan Alat (......dengan sepeda)
i. dsb.
Contoh: Anak itu rajin belajar sehingga selalu menjadi bintang kelas.
Gabungan kalimat:
1) Anak itu rajin belajar
2) Anak itu selalu menjadi bintang kelas.

3. Kalimat Majemuk Campuran (KMC)
Adalah kalimat majemuk yang merupakan campuran dari KMS dan KMB.
Contoh: Anak itu pandai dan rajin belajar sehingga selalu menjadi bintang kelas.

Pergeseran Makna

Pergeseran Makna--
Pergeseran Makna atau biasa disebut juga dengan Perubahan Makna meliputi Sinestesia, Asosiasi, Ameliorasi, Peyorasi, Perluasan Makna, dan Penyempitan Makna.

1.Sinestesia: perubahan makna yg disebabkan oleh penangkapan dua indera yg berbeda
Contoh: Sambil tersenyum manis, ia memandangku.
Keterangan: manis mengalami pergeseran dari indera pengecap menjadi indera penglihatan

2.Asosiasi: perubahan makna secara kiasan
Contoh: Orang itu sudah menerima amplop dari pengusaha itu
Keterangan: amplop= uang sogok

3.Ameliorasi : perubahan makna menjadi lebih sopan
Contoh: Ia bekerja sebagai pramuniaga
Keterangan: pramuniaga lebih sopan dibanding pembantu atau babu

4.Peyorasi: perubahan makna menjadi kasar
Contoh: Ia bekerja sebagai pelayan toko
Keterangan: pelayan toko lebih kasar dibanding pramuniaga

5.Meluas (Generalisasi): perubahan makna karena pemakaiannya lebih meluas
Contoh: Selamat pagi, Saudara!
Keterangan: Dalam konteks ini Saudara dipakai bukan untuk seseorang yg memiliki hubungan darah dengan kita, tetapi untuk orang lain yg tidak sedarah.

6.Menyempit (Spesialisasi): perubahan makna karena pemakaiannya menyempit
Contoh: Saya memiliki tiga saudara.
Keterangan: Dalam konteks ini Saudara dipakai untuk seseorang yg memiliki hubungan darah dengan kita, bukan untuk orang lain yg tidak sedarah.
.

Macam-macam Puisi

Macam-macam Puisi--
Berdasarkan cara penyair mengungkapkan isi atau gagasan yang hendak disampaikan, puisi terbagi dalam jenis-jenis berikut:
1. Romance adalah sajak berisi curahan perasaan cinta.
2. Elegi adalah sajak yang berisi curahan perasaan sedih atau ratapan.
3. Ode adalah sajak yang berisi sanjungan kepada orang yang dianggap berjasa dalam masyarakat.
4. Himne adalah sajak yang berisi pujaan/pujian kepada Allah, tanah air, seseorang atau sesuatu yang dimuliakan.
5. Epigram, slogan, semboyan, atau sajak yang berisi semboyan ajaran hidup. Tujuannya menanamkan semangat perjuangan hidup, baik untuk diri sendiri maupun yang lain.
6. Satire adalah sajak yang berisi sindiran, kritik, atau kecaman, misalnya ditujukan untuk menyindir kepincangan sosial dan kebobrokan moral.
7. Balada adalah sajak yang berisi cerita atau kisah.

Wednesday, 4 December 2013

Karakteristik Novel Angkatan 20/30-an

Karakteristik Novel Angkatan 20/30-an--

a. Tema berkisar masalah adat dan kawin paksa
b. Isinya kebanyakan mengkritik keburukan adat lama dalam soal perkawinan.
c. Tokoh-tokohnya diceritakan sejak muda hingga meninggal dunia
d. Konflik yang dialami para tokoh kebanyakan disebabkan perselisihan dalam memilih nilai kehidupan (barat dan timur)
e. Pleonasme (menggunakan kata-kata yang berlebihan)
f. Bahasa terkesan kaku dan statis
g. Bahasanya sangat santun
h. Para penulisnya kebanyakan berasal dari Pulau Sumatera

Sinopsis beberapa novel Angkatan 20/30-an:
@ Novel Salah Asuhan
@ Novel Layar Terkembang
@ Novel Dian yang Tak Kunjung Padam
@ Novel Sitti Nurbaya
@ Novel Azab dan Sengsara

Monday, 2 December 2013

Materi Tata Bahasa (Struktur dan Ejaan)

Materi Tata Bahasa (Struktur dan Ejaan)--
Selamat datang. Kamu berada di blog Pelajaran Bahasa Indonesia di Jari Kamu, blog tempat belajar Bahasa Indonesia melalui jari-jari kamu.
Internet adalah media yang sangat dekat dalam diri siswa abad ini. Kemajuan internet (teknologi informasi dan komunikasi) dewasa ini sangat berpengaruh besar dalam sendi-sendi kehidupan (para siswa). Kemajuan teknologi tak dapat dibendung namun kemampuan memanfaatkannya untuk hal yang positif, dalam hal ini memperluas wawasan ilmu pengetahuan, adalah sebuah keniscayaan. Melalui blog ini, siswa bisa terus mempelajari materi pelajaran sesuai kemauannya, kapanpun, dan di manapun; tanpa batas ruang dan waktu.
Blog PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI JARI KAMU, blog Edukasi, Menghibur, dan Trendy.

Berikut materi yang ada di blog ini terkait dengan ilmu kebahasaan (Tata Bahasa):


Imbuhan:

Kalimat Majemuk:

Majas:

Menyunting Ejaan:

Pergeseran Makna:

Homonim dan Polisemi:

Trio Homo:

Istilah:

Tata Bahasa:

Sunday, 24 November 2013

Perbedaan Penggunaan Kata "Sanksi" dengan "Sangsi"

Perbedaan Penggunaan Kata "Sanksi" dengan "Sangsi"--
Dalam bahasa tulis, termasuk di media televisi, kita sering jumpai penggunaan dua kata ini: sanksi dan sangsi. Namun, terkadang masih salah, maksudnya sanksi yang bermakna hukuman tapi malah maknanya menjadi berbeda karena kata yang digunakan adalah sangsi. Perhatikan contoh kalimat berikut:
- Mereka yang bersalah patut diberikan sangsi.
Maksud "sangsi" pada kalimat ini adalah hukuman bukan? Ya, seharusnya kata yang digunakan adalah sanksi sehingga kalimatnya:
- Mereka yang bersalah patut diberikan sanksi.
Arti sanksi tersebut adalah hukuman.

Mengenai penggunaan kata "sangsi" berikut yang benar:
- Masyarakat masih sangsi akan keseriusan pemerintah memberantas korupsi.
Arti sangsi di sini adalah ragu.

Kedua kata tersebut (sangsi dan sanksi) merupakan homofon, yakni dua kata yang dilafalkan (bunyi) sama, namun berbeda tulisan (ejaan) dan maknanya.

Sunday, 17 November 2013

Macam-macam Penalaran Silogisme dan Contohnya

Macam-macam Penalaran Silogisme dan Contohnya--
Silogisme adalah penarikan simpulan berdasarkan dua premis atau lebih. Ada tiga macam silogisme: Silogisme Kategorial, Silogisme Alternatif, dan Silogisme Hipotesis.

Silogisme Kategorial
Premls Umum/ Premls Khusus/ Simpulan
Rumus:
PU : A = B
PK : C= A
S : C = B
Keterangan:
A : semua anggota golongan tertentu
B : sifat atau kegiatan A
C : seseorang atau sesuatu bagian dari A
Contoh:
PU : Semua profesor Pandai.
PK : Prof. Dr. B.J. Habibie seorang professor.
S : Prof. Dr. B.J. Habibie Pandai.
Silogisme yang diperpendek disebut entinem
Contoh: C=B karena C=A
Prof. Dr. B.J. Habibie pandai karena beliau seorang profesor.

Silogisme Alternatif
PU : Kegagalan panen daerah itu selalu disebabkan oleh banjir atau serangan hama.
PK : Tahun ini kegagalan panen daerah itu tidak disebabkan oleh banjir.
S : Kegagalan panen daerah itu disebabkan oleh serangan hama.

Silogisme Hipotesis
PU : Jika hari ini tidak hujan, saya datang ke rumahmu
PK : Hari ini hujan
S : Saya tidak datang ke rumahmu

Friday, 15 November 2013

Gaya Penceritaan dari Pernyataan Langsung ke Pernyataan Tak Langsung, atau Sebaliknya

Contoh Gaya Penceritaan dari Pernyataan Langsung ke Pernyataan Tak Langsung, atau Sebaliknya--
Kalian sudah melihat contoh kalimat langsung dan tak langsung. Jika kita perhatikan pula, untuk menggambarkan latar (setting), alur, dan tokoh-tokoh dalam cerpen, pengarang menyatakannya secara langsung dan tak langsung. Pernyataan langsung umumnya dinyatakan dalam dialog. Contoh penggambaran secara langsung itu, "Ia memang seorang yang keras kepala. semua nasihat tak pernah digubrisnya." Penggambaran secara langsung
itu misalnya dinyatakan dalam dialog antartokoh seperti berikut.
"Heh, hok, dipakai?" Kaka bertambah gusar. Ia kemudian menarik jilbab Pipit.
"Memangnya kenapa? Ini kan jilbabku juga?" Pipit tak kalah keras.
"Tapi, kamu kan, baru pakai kemarin, sekarang giliranku," sahut Kaka bertambah sengit.

Ketiga kalimat itu dapat dinyatakan secara tak langsung, yakni diubah menjadi narasi seperti di bawah ini.
Dengan rasa gusar, Kaka menarik jilbab adiknya. Ia bertanya, mengapa jilbabnya dipakai. Lalu, dengan suara yang tak kalah kerasnya, Pipit menjawab bahwa jilbab itu juga jilbabnya. Sebagai adik, Pipit merasa punya hak lebih.
Kaka tak mau kalah. Ia tetap ngotot mau memakai jilbab itu. Ia merasa bahwa adiknya sudah mendapat giliran memakainya kemarin.

Kalimat Langsung dan Kalimat Tak Langsung

Kalimat Langsung dan Kalimat Tak Langsung--
Berdasarkan ada tidaknya unsur asli seperti apa adanya ucapan orang ketiga, kalimat dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kalimat langsung dan kalimat tak langsung.
1. Kalimat Langsung
Kalimat langsung adalah kalimat yang memberitahukan bagaimana ucapan yang dikatakan oleh orang ketiga seperti apa adanya. Bila ditulis, ucapan asli itu diapit oleh tanda petik.
Contoh :
- "Di mana sepatu baruku?" tanya Joni.
- "Angkat barang itu," perintahnya, "dan bawa masuk!"
- "Dapatkah kamu berenang?" tanya Bu Mardiah.
2. Kalimat Tak Langsung
Kalimat tak langsung adalah kalimat yang menyampaikan isi atau maksud yang dikatakan oleh orang ketiga. Tidak menirukan langsung seperti apa adanya.
Contoh :
- Joni menanyakan di mana sepatu barunya.
- Dia memerintahkan agar saya mengangkat dan membawa masuk barang itu.
- Bu Mardiah bertanya apakah saya dapat berenang.
  1. Kalimat tak langsung: Menurut Pak Gede, latihan tari yang kita lakaanakan belum cukup.
    Kalimat langsung: "Latihan tari yang kalian lakaanakan belum cukup," demikian kata Pak Gede
  2. Kalimat langsung: "Pada saatnya nanti, musik tradisional akan disenangi kembali oleh remaja," kata Mendiknas dalam sebuah wawancara dengan wartawan.
    Kalimat tak langsung: ....
  3. Kalimat langsung: "Saya senang dapat menikmati tari negara Swedia ini," kata Mr. Brown, seorang warga Swedia.
    Kalimat tak langsung: ....
  4. Kalimat tak langsung: Akhurat, seorang budayawan Surabaya, menyatakan, "Ludruk tidak harus dipentaskan semalam suntuk, melainkan harus dipreteli sehingga menjadi tontonan yang bisa dinikmati masyarakat kini. Misalnya, disajlkan dalam bentuk tari remo saja, lawakan, dagelan, atau mungkin hanya kidungan saja.
    Kalimat langsung: ....
  5. Kalimat tak langsung: Sementara Drs. Kasiyanto yang mencoba melacak perjalanan kesenian ludruk menyimpulkan bahwa unsur sutradara dan pemain bagi ludruk saat ini tidak mempunyai visi.
    Kalimat tak langsung: ....
  6. Kalimat langsung: "Sayang, hanya satu Yupa yang tertinggal di sini," kata Teguh, teman seperjalanan kami di Kalimantan.
    Kalimat tak langsung: ....

Tuesday, 12 November 2013

Persiapan Sebelum Melakukan Wawancara

Persiapan Sebelum Melakukan Wawancara--
Kalian mau jadi wartawan? Dengan anggota kelompok belajarmu, wawancarailah seorang narasumber di lingkungan luar sekolah, misalnya lurah, ketua RT/RW. Kalian diminta menyusun figur seorang tokoh agar profilnya dapat ditampilkan di majalah sekolah.
Tujuan wawancara adalah mendapatkan informasi untuk sebuah penelitian, penyusunan berita, atau penyusunan laporan. Informasi itu didapat setelah sang pewawancara melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun sebelumnya.
Persiapkan wawancaramu dengan menyusun pokok-pokok pertanyaan. Mulailah dari data diri tokoh tersebut:
1. nama;
2. nama panggilan;
3. tempat dan tanggal lahir;
4. bentuk fisik, tinggi, dan berat badan;
5. kebiasaannya sehari-hari;
6. asal mula bekerja di kantornya;
7. suka dukanya melayani masyarakat;
8. dan seterusnya.

Susunlah sebuah daftar pertanyaan yang berkenaan dengan sifat orang yang kalian wawancarai!
Setelah persiapan kalian matang, lakukan pendekatan dan janji untuk berwawancara dengan tokoh yang kalian tuju. Ikuti langkah berikut!

1. Sampaikan keinginanmu untuk berwawancara dan maksud dari wawancara itu! Sampaikan pula akan dipublikasikan di mana hasilnya!
2. Sampaikanlah pokok-pokok pertanyaan yang akan disampaikan nanti agar narasumber dapat mempersiapkan jawaban!
3. Lakukan wawancara pada tempat dan waktu yang sudah ditentukan. Jangan berwawancara di tempat yang resmi dan banyak orang. Tempat-tempat seperti rumah tokoh, taman, dan perpustakaan dapat dijadikan pilihan.
4. Gunakan alat tulis atau alat perekam (jika punya).
5. Lakukan juga pengamatan secara fisik dan tingkah laku tokoh ketika wawancara berlangsung: bagaimana bentuk wajahnya, tinggi badannya, gurat-gurat otot di wajahnya; apakah ketika diwawancarai ia merokok atau tidak, dan seterusnya.

Friday, 8 November 2013

TEORI | Menulis Proposal

TEORI | Menulis Proposal--
Proposal(usulan) adalah suatu saran atau permintaan kepada seseorang atau suatu badan untuk mengerjakan atau melakukan suatu pekerjaan. Secara konkret proposal adalah rencana kerja yang disusun secara sistematis dan terperinci untuk suatu kegiatan (proyek) yang bersifat formal. Proyek yang dimaksud dapat mengenai pekerjaan fisik, seperti pembangunan gedung dan dapat pula mengenai pekerjaan nonfisik, misalnya proyek pemberantasan buta huruf. Kamu juga dapat membuat proposal kegiatan sekolah misalnya proposal peringatan bulan bahasa.
Berdasarkan bentuknya, proposal dapat dibedakan menjadi proposal berbentuk formal, semiformal, dan formal.
Proposal berbentuk formal sekurang-kurangnya ada tiga bagian utama, yaitu: (1) bagian pelengkap pendahuluan, yang terdiri atas sampul dan halaman judul, surat pengantar (kata pengantar), ikhtisar (abstrak), daftar isi, dan penegasan permohonan; (2) isi proposal, terdiri dari pembatasan masalah, latar belakang, tujuan, luas-lingkup, dasar (anggapan dasar), metodologi, fasilitas, personalia (panitia), keuntungan dan kerugian, waktu, dan biaya; (3) bagian pelengkap penutup, yang berisi daftar pustaka, lampiran, tabel, dan sebagainya.
Susunan dan perincian tiap bagian di atas tidak mutlak harus mengikuti pola tersebut, kemungkinan ada bagian yang dapat digabungkan.
Proposal semiformal dan nonformal merupakan variasi dari bentuk formal, karena tidak memenuhi syarat-syarat tertentu atau tidak selengkap seperti proposal bentuk formal.

Isi sebuah proposal ada yang sederhana dan ada pula yang komplek. Isi proposal yang kompleks, seperti yang terdapat dalam bentuk formal di atas, sedangkan isi proposal yang sederhana hanya meliputi: (1) nama kegiatan (judul); (2) dasar pemikiran; (3) tujuan dan manfaat; (4) ruang lingkup; (5) waktu dan tempat kegiatan; (6) penyelenggara/panitia; (7) anggaran biaya; dan (8) penutup.

Menulis Karya Tulis Ilmiah

Menulis Karya Tulis Ilmiah--
Karya tulis yang ditulis berdasarkan penelitian disebut karya ilmiah. Karya ilmiah yang lengkap biasanya terbagi menjadi tiga besar, yakni (1) bagian pelengkap pendahuluan, (2) Bagian isi atau pembahasan, dan (3) bagian pelengkap penutup.

Bagian pelengkap pendahuluan terdiri atas halaman judul, halaman motto, halaman pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, arti lambang dan singkatan, dan abstrak.

Bagian isi atau pembahasan terdiri atas bab pendahuluan yang meliputi : (1) latar belakang, (2) perumusan masalah, (3) ruang lingkup masalah, (4) tujuan penulisan, (5) metode penelitian, dan (5) sistematika penulisan; bab pembahasan; dan bab kesimpulan dan saran.

Bagian pelengkap penutup antara lain, daftar pustaka dan lampiran. Kata pengantar berfungsi sebagai surat pengantar kepada pembaca yang isinya berbagai hal mengenai karya tulis tersebut.
Daftar isi merupakan gambaran isi secara singkat. Judul-judul bab ditulis dengan huruf kapital, judul-judul subbab ditulis dengan huruf kecil kecuali huruf awal dari kata-kata yang penting.
Abstrak berisi garis besar dari karya tulis. Isinya lebih singkat daripada kesimpulan.
Bab pendahuluan berfungsi untuk menarik perhatian pembaca dan memberikan arahan terhadap masalah-masalah yang akan diuraikan. Pada bagian ini biasanya diuraikan tentang : latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup, metode penelitian.
Bab Pembahasan/isi merupakan tubuh karangan yang mempunyai bagian yang sangat esensial. Dalam bagian ini terdapat semua masalah yang dijabarkan secara sistematis. Artinya dalam penyusunan harus beraturan dan konsisten. Pembagian bab ke subbab harus sesuai dengan tingkatan-tingkatan yang sederajat.
Kesimpulan dan saran merupakan inti dari uraian yang telah dijelaskan dalam tubuh (isi). Kesimpulan harus rumuskan secara jelas dan tegas. Begitu pula dengan saran, kepada siapa saran ditujukan, dan kemungkinan adanya perbaikan.
Daftar pustaka merupakan daftar buku atau artikel yang menunjang hasil pengamatan penulis. Daftar pustaka biasanya memuat nama pengarang (dibalik), tahun terbitan, judul buku (digarisbawahi atau dicetak miring), tempat penerbit, penerbit.

Persamaan dan Perbedaan Memo dengan Nota

Persamaan dan Perbedaan Memo dengan Nota--
Dalam keseharian kita, ada kalanya kita tidak dapat menyampaikan pesan secara langsung kepada orang yang kita kehendaki. Apabila hal ini terjadi kita dapat menulis pesan singkat agar pesan atau informasi yang akan kita sampaikan dapat diterima oleh orang yang kita kehendaki. Di abad digital seperti sekarang, kamu tentu biasa menyampaikan pesan melalui SMS bukan?

Pesan singkat merupakan salah satu bentuk komunikasi yang biasa dilakukan seseorang kepada orang lain, baik di lingkungan suatu organisasi, kantor, atau di lingkungan tempat tinggal kita. Pesan singkat dapat disusun dan disampaikan secara lisan maupun tertulis. Karena berupa pesan singkat, kalimat yang digunakan harus efektif dan santun. Salah satu contoh pesan singkat yang digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan kedinasan yang sifatnya resmi dan dalam keadaan mendesak adalah memo.
Memo atau memorandum dan nota adalah tulisan singkat, senilai dengan surat yang digunakan secara intern.

Isi memo dan nota:
1. meminta dan memberi informasi
2. meminta dan memberi petunjuk
3, meminta dan memberi informasi yang bersifat mengingatkan (memo)

Perbedaan antara memo dan nota :
1. memo: dari atasan kepada bawahan atau antar pejabat yang setingkat
2. nota : dari atasan kepada bawahan

Contoh Surat Kuasa

Contoh Surat Kuasa--
Surat kuasa berisi pemberian kuasa kepada seseorang untuk menyelesaikan suatu urusan, misalnya untuk : menjualkan tanah, menandatangani akte jual-beli, mengambilkan wesel tabungan, mewakili sidang di pengadilan, dll.
Surat berisi :
- identitas pemberi kuasa
- identitas penerima kuasa
- urusan yang harus diselesaikan
- batas-batas kewenangan, jika dipandang perlu
- masa berlakunya surat kuasa, jika dipandang perlu
- tanda tangan kedua belah pihak, dan kalau perlu saksi-saksi

Surat kuasa perlu diberi materai, dan bahkan perlu disahkan notaris atau pejabat yang berwenang lainnya (misal lurah dan camat).

Contoh Surat Kuasa :
PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG
DINAS PENDIDIKAN
SMPN 2 TANTA
Alamat: Jalan Penghulu Siogoeg, Warukin, Kec.Tanta, Kab.Tabalong 71571
============================================================
SURAT KUASA
Nomor: 475/SMPN2Tnt/XI/2013

Yang bertanda tangan di bawah ini,
nama          : Sutatik, S.Pd.
NIP            : 19550206 197903 2 003
jabatan        : Kepala Sekolah

dengan ini memberikan kuasa untuk mengurus pencairan gaji pegawai bulan Desember 2013, kepada:
nama         : Sudardi
NIP           : 19770808 200012 1 009
jabatan       : guru

Surat kuasa ini berlaku mulai 19 November 2013 hingga 5 Desember 2013 dan diterbitkan untuk digunakan seperlunya.

                                                                    Tanjung, 8 November 2013
Penerima Kuasa,                                             Pemberi Kuasa,


Sudardi                                                          Sutatik, S.Pd.

Menulis Daftar Pustaka

Menulis Daftar Pustaka-- Dalam dunia tulis-menulis, terutama karya ilmiah, di bagian akhir tulisan, kita mencantumkan daftar pustaka. Penulisan daftar pustaka harus memerhatikan al-hal berikut:
- Daftar pustaka/buku disusun menurut abjad nama pengarang, nama badan, lembaga yang menciptakan karangan itu.
- Kalau ada dua judul buku atau lebih dari seorang pengarang, nama pengarang tidak usah disebutkan dua kali, tetapi dibuat garis sepanjang delapan pukulan (karakter) dari margin.
- Nama pengarangnya ditulis mulai dengan nama akhir.
- Nomor halaman tidak dicantumkan.
- Nama pengarang mulai diketik pada garis margin biasa, sedangkan baris kedua dan selanjutnya diketik empat pukulan (karakter) ke dalam berspasi satu.
- Antara dua sumber dikosongkan dua spasi.
- Daftar buku tidak diberi nomor urut.
- Jika pengarangnya dua orang, keduanya ditulis dengan menggunakan kata hubung dan.
- Jika pengarangnya lebih dari dua orang, cukup ditulis satu pengarang yang paling awal (atas) dan dibelakangnya ditulis et al atau dkk
- Gelar akademis maupun gelar lain tidak dicantumkan
Contoh:
Daftar Pustaka

TEORI | Menulis Resensi, Kritik, Esai, Artikel, Tajuk (Editorial), dan Notula (Notulen)

TEORI | Menulis Resensi, Kritik, Esai, Artikel, Tajuk (Editorial), dan Notula (Notulen)--
A. Menulis Resensi
Resensi adalah tulisan yang berisi ulasan, pertimbangan atau pembicaraan suatu karya (sastra, nonsastra, film, drama, dan sebagainya). Tujuan penulisan resensi adalah menyampaikan informasi kepada pembaca apakah sebuah karya patut mendapat sambutan atau tidak. Hal-hal yang perlu dituangkan dalam resensi buku:
1. identitas buku (judul, pengarang, penerbit, tahun terbit, dan tebal halaman)
2. sinopsis, unsur ekstrinsik, dan intrinsiknya (untuk buku fiksi) dan gambaran isi buku (untuk nonfiksi)
3. nilai buku : kelebihan dan kelemahan buku
4. keterbacaan atau kecocokan pembacanya (rekomendasi kepada pembaca)
Contoh Resensi

B. Menulis Kritik
Kritik (sastra) adalah tulisan yang berisi pertimbangan baik buruknya suatu karya (sastra) atau penghakiman terhadap karya (sastra).
Fungsi kritik (sastra):
1. mendorong pengarang untuk meningkatkan karyanya
2. menjembatani pemahaman penikmat dengan pengarangnya
3. membantu pembaca dalam memahami suatu karya (sastra)

C. Menulis Esai
Esai adalah sebuah karangan yang berisi kupasan atau tinjauan tentang suatu pokok masalah yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan, pendapat, atau ideologi yang disusun secara populer berdasarkan sudut pandang pribadi penulisnya (bersifat subyektif).

D. Menulis Artikel
Artikel adalah tulisan tentang suatu masalah, termasuk pendapat dan pendirian penulis tentang masalah itu. Artikel bertujuan meyakinkan, mendidik, atau menghibur pembaca. Sebagai tulisan nonfiksi artikel dapat kita baca pada koran atau majalah.

E. Menulis Tajuk Rencana / Editorial
Tajuk Rencana adalah artikel pokok dalam surat kabar yang merupakan pandangan redaksi terhadap hal-hal atau peristiwa penting yang sedang menjadi pembicaraan pada saat surat kabar itu diterbitkan.
Dalam tajuk rencana biasanya diungkapkan adanya informasi atau masalah aktual, penegasan pentingnya masalah, opini redaksi tentang masalah itu, kritik dan saran atas permasalahan dan harapannya akan peran serta pembaca.

F. Menulis Notulen/ Notula
Notula adalah catatan singkat jalannya rapat atau persidangan dan hal-hal yang dibahas atau diputuskan. Notula berfungsi sebagai alat dokumentasi dan alat bukti pelaksanaan rapat atau sidang.
Contoh Notula

Wednesday, 6 November 2013

Contoh Soal Obyektif (Pilihan Ganda) Untuk SMP dan SMA/SMK/MA

Contoh Soal Obyektif (Pilihan Ganda) Untuk SMP dan SMA/SMK/MA--
Selamat datang. Kamu berada di blog Pelajaran Bahasa Indonesia di Jari Kamu, blog tempat belajar Bahasa Indonesia melalui jari-jari kamu.

Di blog ini, kalian dapat mempelajari contoh-contoh soal obyektif bahasa Indonesia. Silakan pilih dan klik judul-judul di bawah ini.


SOAL SMP/MTs:

SOAL-SOAL SMA/SMK/MA:

Tuesday, 5 November 2013

Jenis Paragraf Berdasarkan Isinya

Jenis Paragraf Berdasarkan Isinya--
Materi pelajaran bahasa Indonesia yang terkait teks bacaan memang terkadang susah, walau terkadang gampang juga. Tapi tahukah kamu macam-macam paragraf? Kita sudah membahas jenis paragraf berdasarkan tujuannya dan jenis paragraf berdasarkan letak kalimat utamanya. Sekarang kita bahas jenis paragraf berdasarkan isinya:
1) Paragraf deskripsi : kalimat utama tak tercantum secara nyata. Tema paragraf tersirat dalam keseluruhan paragraf. Biasa dipakai untuk melakukan sesuatu, hal, keadaan, situasi dalam cerita.
2) Paragraf proses.
Tidak terdapat kalimat utama. Pikiran utama tersirat dalam kalimat-kalimat penjelas, memaparkan urutan suatu kejadian/proses, meliputl waktu, ruang, klimaks, antiklimaks.
3) Paragraf efektif
Paragraf efektif ialah alinea yang memenuhi ciri paragraf yang baik, alinea terdiri atas beberapa kalimat. Terdiri atas satu pikiran utama dan lebih dari satu pikiran penjelas. Tidak boleh ada kalimat sumbang. Ada koherensi antarkalimat

Jenis Paragraf Berdasarkan Tujuannya

Jenis Paragraf Berdasarkan Tujuannya--
Materi pelajaran bahasa Indonesia yang terkait teks bacaan memang terkadang susah, walau terkadang gampang juga. Tapi tahukah kamu macam-macam paragraf?
Berdasarkan tujuannya, paragraf dibedakan atas:
1) Paragraf pembuka : Paragraf pembuka biasanya memillki sifat ringkas menarik, dan bertugas menyiapkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan diuraikan,
Z) Paragraf penghubung : Paragraf penghubung berisi inti masalah yang hendak disampaikan kepada pembaca. Secara fisik, paragraf ini lebih panjang daripada alinea pembuka.
3) Paragraf penutup : Paragraf penutup biasanya berisi simpulan (untuk argumentasi) atau penegasan kembali (untuk eksposisi) mengenal hal-hal yang dianggap penting.

Syarat Pembentukan Paragraf yang Baik

Syarat Pembentukan Paragraf yang Baik--
Membuat paragraf memang gampang-gampang susah. Beberapa orang merasa mudah, sebagian yang lain merasa sangat susah. Yang penting, harus diingat bahwa paragraf yang baik haruslah memenuhi syarat-syarat tertentu.
Syarat-syaratnya sebagai berikut.
a. Prinsip kesatuan (unity)
Makudnya setiap paragraf sebaiknya mengandung satu gagasan pokok.
b. Prinsip Kepaduan (koherensi)
Maksudnya setiap paragiaf haruslah merupakan kumpulan kalimat yang saling berhubungan secara padu, tidak berdiri sendiri atau terlepas satu sama lain,
c. Kelengkapan
Dikatakan lengkap jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk menunjang kejelasan kalimat topik,
Dikatakan tidak lengkap, jika tidak dlkembangkan atau hanya diperluas dengan pengulangan-pengulangan.

Manfaat Membuat Kerangka Karangan

Manfaat Membuat Kerangka Karangan--
Dalam tulis-menulis, terutama tulisan nonfiksi, sebaiknya kita membuat kerangka karangan terlebih dahulu. Kerangka karangan adalah miniatur bentuk karangan. Kerangka karangan dapat membantu penulis untuk melihat wujud-wujud gagasan dalam sekilas sehingga dapat diketahui kesatuan idenya sudah sistematis atau belum, sudah urut apa belum. Susunanannya apa sudah pas apa belum.

Manfaat penyusunan kerangka karangan:
1. memudahkan menyusun karangan
2. memudahkan mencari/menentukan bahan
3. menghindari uraian yang menyimpang dari tema
4. menghindari keterulangan pembahasan suatu masalah
5. membantu menciptakan klimaks yang berbeda-beda

Perbedaan Tema dengan Judul

Perbedaan Tema dengan Judul--
Banyak yang salah kaprah tentang judul dan tema. Ada yang menganggapnya sama, padahal tidak.

1. Tema merupakan masalah, persoalan, gagasan, pikiran, atau ide utama yang dikembangkan dalam tulisan. Tema harus ditentukan sebelum menulis dan harus menjiwai seluruh isi tulisan.

2. Judul bukan merupakan masalah pokok atau ide karangan. Istilah lainnya adalah kepala karangan. Judul tidak harus ditetapkan sebelum menulis, tetapi dapat ditentukan setelah karangan selesai ditulis. Jika tema bersifat mengikat, judul bersifat bebas. Akan tetapi, yang perlu diingat bahwa judul sebaiknya berhubungan dengan tema.
Syarat secara umum adalah singkat, jelas, menarik, dan membayangkan isi karangan.

Yang harus diperhatikan dalam penulisan judul yaitu judul harus ditulis mengacu pada EYD (menggunakan huruf kapital sebagai huruf pertama semua kata, termasuk semua unsur kata ulang sempurna, kecuali kata seperti di, ke, dari, dan, yang, untuk, yang tidak terletak pada posisi awal). Judul tidak boleh diakhiri dengan tanda baca.

Perbedaan Karangan Fiksi dan Karangan Nonfiksi (Ciri-ciri Tulisan Fiksi dan Nonfiksi)

Perbedaan Karangan Fiksi dan Karangan Nonfiksi (Ciri-ciri Tulisan Fiksi dan Nonfiksi)--
Karangan fiksi adalah karangan yang berisi kisahan atau cerita yang dibuat berdasarkan khayalan atau imajinasi pengarang. Fiki atau cerita rekaan biasanya berbentuk roman, novel, dan cerita pendek (cerpen). Fiksi ilmiah atau fiksi ilmu pengetahuan adalah fiksi yang ditulis berdasarkan ilmu pengetahuan, teori, atau spekulasi ilmiah.

Ciri-ciri karangan fiksi :
- berusaha menghidupkan perasaan atau menggugah emosi pembacanya
- dipengaruhi oleh subyektivitas pengarangnya.
- bahasa bermakna denotatif (yaitu makna sebenarnya) juga konotatif, asosiatif (yaitu makna tidak sebenarnya), ekspresif (yaitu memberi bayangan suasana pribadi pengarang), sugestif (yaitu bersifat mempengaruhi pembaca), dan plastis (yaitu bersifat indah untuk menggugah perasaan pembaca).

Karangan nonfiksi adalah karangan yang dibuat berdasarkan fakta, realita, atau hal-hal yang
benar-benar dan terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari.

Ciri-ciri tulisan nonfiksi :
- biasanya berbentuk tulisan ilmiah dan ilmiah populer, laporan, artikel, feature, skripsi, tesis, disertasi, makalah, dan sebagainya.
- Karangan nonfiksi berusaha mencapai taraf obyektivitas yang tinggi, berusaha menarik dan
menggugah nalar (pikiran) pembaca.
- Bahasa bersifat denotatif dan menunjuk pada pengertian yang sudah terbatas sehingga tidak bermakna ganda.

Friday, 1 November 2013

Contoh Kerangka Pidato Perpisahan

Contoh Kerangka Pidato Perpisahan--
Pidato adalah pengungkapan pikiran dalam bentuk kata-kata yang ditujukan kepada orang banyak atau wacana yang disiapkan untuk diucapkan di depan khalayak. Di dalam setiap pidato, ada topik pidato, yaitu pokok permasalahan yang ingin disampaikan. Topik tersebut dapat bermacam-macam, misalnya ilmu pengetahuan, masalah sosial, penyambutan, maulid nabi, serah terima jabatan organisasi, laporan kegiatan, wisuda/kelulusan, atau penyampaian ikut bergembira/berduka.

Agar dapat berpidato dengan efektif, sebaiknya naskah pidato dibuat terlebih dahulu. Membuat naskah pidato hampir sama dengan menulis karangan. Mula-mula, tentukan tema yang ingin disampaikan. Kemudian, membuat kerangka pidato. Jika sudah selesai, dilanjutkan dengan mengembangkan kerangka tersebut menjadi
sebuah naskah pidato yang utuh.

Secara garis besar naskah pidato berisi hal sebagai berikut.
1. Salam Pembuka
2. Pendahuluan/bagian awal: pengantar ke arah pokok materi pidato
3. Isi/inti pidato: berisi uraian yang perlu disampaikan
4. Kesimpulan/ bagian akhir: kesimpulan isi pidato

Contoh Kerangka Pidato Perpisahan
Tema : Perpisahan kelas IX
Tujuan ; Memberi informasi dan kesan
1. Pembuka
1.1 Salam pembuka
7.2 Ucapan syukur kepada Tuhan
1.3 Ucapan Terima kasih kepada pihak yang membantu
2.Isi pidato
2.1 Pengakuan/kesan selama berada di sekolah
2.2 Pesan kepada adik kelas
2.3 Makna perpisahan dan pelepasan
3. Penutup
3.1 Permohonan maaf
3,2 Mohon doa dari guru dan adik kelas.

Setelah selesai membuat kerangka, tulislah pidatomu sesuai kerangka tersebut. Setelah selesai, bacalah kembali, dan perbaiki kesalahan ejaan yang kamu temukan. Mintalah masukan dari teman atau anggota keluargamu.

Agar penyampaian pidatomu baik, berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan saat berpidato.
1. Pahami dan hafalkan isi pidatomu dengan baik.
2. Hindari sikap/gerak mimik, tangan, dan badan yang berlebihan.
3, Berikan perhatian yang sama kepada seluruh pendengar.
4. Selalu tampak energik dan tidak lesu.
5. Jangan monoton.
6. Letakkan naskah pidato di meja/mimbar, jangan dipegang.
7. Jangan terpaku pada naskah.

Perbedaan Struktur Teks Deskripsi, Teks Eksplanasi, dan Teks Narasi

Perbedaan Struktur Teks Deskripsi, Teks Eksplanasi, dan Teks Narasi--
Pengajaran Bahasa Indonesia di Kurikulum 2013 dilakukan dengan berbasis teks, yaitu deskripsi, penceritaan (recount), prosedur, laporan, eksplanasi, eksposisi, diskusi, surat, iklan, catatan harian, negosiasi, pantun, dongeng, anekdot, dan fiksi sejarah. Di tingkat SMP, jenis teks yang dipelajari adalah teks hasil observasi, teks deskripsi, teks eksposisi, teks cerita pendek (naratif), teks prosedur, dan teks eksplanasi. Ada perbedaan antara satu jenis teks dengan jenis teks lainnya.
Perbedaan dapat terjadi, misalnya pada struktur teks itu sendiri.

- Teks tanggapan deskriptif strukturnya terdiri atas identifikasi, klasifikasi/definisi, dan deskripsi bagian,
- Teks eksplanasi strukturnya terdiri atas pernyataan umum, deretan penjelas, dan interpretasi.
- Teks naratif strukturnya terdiri atas orientasi (kapan, siapa, dan di mana), komplikasi (masalah apa yang terjadi dan mengapa terjadi), dan resolusi.

Namun, antara teks deskripsi dengan teks eksplanasi memiliki persamaan yaitu termasuk ke dalam kategori jenis teks faktual, sedangkan teks naratif termasuk dalam kategori teks jenis sastra.

Sumber: Mahsun, dkk. 2013. Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan untuk SMP/M.Ts. Kelas VII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan



Baca juga:

Sunday, 27 October 2013

Menanggapi Laporan

Menanggapi Laporan--
Setelah membuat laporan hasil pengamatan (observasi), kamu akan melaporkannya di depan kelas. Teman-teman dari kelompok lain akan memberikan tanggapannya, Nah, dalam menanggapi laporan, kamu harus memerhatikan hal-hal berikut ini.
1. Mempersiapkan diri dengan cara mencari informasi mengenai topik yang akan dibahas.
2. Menyimak laporan yang disampaikan dengan baik.
3. Menyampaikan gagasan atau tanggapan yang baik.
4. Berbicara langsung ke pokok masalah, tidak bertele-tele.
5. Mendengarkan pendapat atau tanggapan peserta yang lain.
6. Menjaga sikap dan emosi agar tidak terlibat dalam perdebatan yang berbelit-belit.
7. Berbicara dengan tutur kata yang sopan dan baik sehingga tidak menyingung perasaan orang lain.

Tips Menulis Laporan

Tips Menulis Laporan--
Sebuah laporan bertujuan menggambarkan konsep, kegiatan, atau sebuah penelitian (observasi). Laporan membahas tentang suatu topik secara detail dan akurat.
Berikut ini hal-hal penting yang harus diperhatikan.
- Pilih topik yang kamu sukai atau yang kamu kuasai karena hal itu akan memudahkamu menulis laporan. Tentukan tujuan penulisan laporan. Dengan demikian, laporan dapat ditulis secara detail dan menarik.
- Begitu topik dan tujuan yang kamu pilih mendapat persetujuan (dari guru), mulai kumpulkan informasi dari sumber-sumber yang dapat diandalkan, jika bukan laporan observasi, sumber referensi untuk topik tersebut dapat artikel daring (online) yang relevan, buku, majalah, ensiklopedia, dan bahkan jurnal.
- Berdasarkan informasi yang dikumpulkan, tuliskan ide dasar tentang subjek laporan yang akan kamu tulis (bisa berupa kerangka laporan). Hati-hati dalam memerinci kerangka tulisan atau menuliskan informasi
yang kamu bahas dalam laporanmu secara detail. Informasi yang kamu tuliskan harus akurat dan sesuai dengan keadaan.
- Berikan gambaran dengan menambahkan foto atau tabel atau data-data lain yang mendukung. Perhatikan unsur utama yang kamu bahas. Jangan sampai tulisan jadi bertele-tele.
- Laporan yang kamu tulis harus disertai dengan kutipan yang tepat, sesuai dengan fakta-fakta yang ada. - Berikan argumentasi yang tepat sehingga pembaca dapat memahami hal yang kamu laporkan.
- Gunakan bahasa yang komunikatif dalam laporan yang kamu buat. Hindari penggunaan kata yang membingungkan, kata-kata yang terlalu panjang atau bertele-tele. Setiap paragraf harus diawali dengan kalimat yang menarik dan deskripsi yang kamu tuliskan juga harus sesuai dengan fakta. Setiap satu paragraf dengan paragraf yang lain juga harus saling berhubungan (koheren). Oleh karena itu, gunakanlah kata-kata penghubung antarkalimat, misalnya namun, akan tetapi, dengan demikian, oleh karena itu, berdasarkan hal itu.
- Tuliskan kesimpulan secara tepat dan menarik. Kesimpulan memegang peran penting karena merangkum keseluruhan yang telah kamu sampaikan. Dalam kesimpulan, kamu juga dapat memberikan wawasan tentang bagaimana hal yang kamu laporkan berkaitan dengan subjek yang lebih luas.
- Langkah terakhir adalah mengedit dan merevisi tulisan. Periksa kembali laporan yang kamu tulis. Laporan yang baik harus bebas dari kesalahan tata bahasa, kesalahan ketik, kesalahan ejaan. Selain itu, berhati-hatilah dalam menggunakan kata kerja dan kata penghubung. Pastikan bahwa alur dan bentuk tulisan laporanmu dituliskan secara logis.

Menulis Laporan Hasil Observasi

Menulis Laporan Hasil Observasi--
Laporan dapat dipahami sebagai sebuah karya yang ditulis dengan cara membahas suatu topik secara terperinci atau mendetail. Laporan berisi tentang deskripsi kegiatan yang telah dilakukan atau peristiwa yang pernah dialami. Tulisan laporan berisi susunan sejumlah kejadian atau peristiwa yang disusun berdasarkan urutan waktu. Susunan seperti itu disebut susunan kronologis. Biasanya, sebuah laporan bertujuan untuk menggambarkan konsep, acara, atau untuk menempatkan argumentasi yang akurat terhadap sebuah topik.

Laporan dapat diartikan sebagai berita. Oleh karena itu, penyusunan sebuah laporan dapat menggunakan panduan dalam menulis berita seperti yang telah kamu pelajari sebelumnya. Laporan dapat disusun berdasarkan 5 w + 1H (who, where, what, when, why, dan how), yaitu siapa yang teriibat, di mana tempat kejadian, apa peristiwa atau kejadian yang terjadi,kapan terjadi, mengapa terjadi, dan bagaimana kejadiannya.

Observasi adalah kegiatan pengamatan atau peninjauan terhadap suatu objek. Pengamatan itu dilakukan secara cermat dan teliti. Tujuannya adalah mengumpulkan fakta-fakta yang berkaitan dengan objek yang diamati. Kemudian, fakta-fakta tersebut dilaporkan dalam bentuk tulisan. Itulah yang disebut dengan laporan observasi.

Contoh Notulen Rapat OSIS tentang Peringatan Hari Sumpah Pemuda

Contoh Notulen Rapat OSIS tentang Peringatan Hari Sumpah Pemuda--
Dalam setiap rapat yang dilaksanakan, termasuk rapat OSIS, selalu ada pencatat hasil rapat (notulis). Hal-hal yang ditulisnya disebut dengan notulen. Notulen harus menggunakan bahasa yang komunikatif, artinya singkat, jelas, dan efektif.

Perhatikan contoh notulen berikut:
Rapat Pengurus OSIS tentang Peringatan Sumpah Pemuda
Hari/ Tanggal: Senin, 21 Oktober 2013
Waktu: Pukul 14.00 WITA
Tempat: Ruang Pertemuan
Peserta rapat: Seluruh pengurus OSIS berjumlah 25 orang

Susunan Acara:
l. Pembukaan
2. Sambutan-sambutan:
a) Kepala Sekolah
b) Pembina OSIS
3. Pembahasan materi rapat dan keputusan
4. Tanya-jawab (Hal yang dirasa perlu)
5. Penutup

6. Jalannya Rapat:
a) Rapat dibuka oleh Ketua OSIS dengan membaca doa.
b) Sambutan dari Kepala Sekolah dan Pembina OSIS yang intinya agar dalam rapat membahas secara mendalam dan rinci tentang rencana peringatan hari Sumpah Pemuda. Rencana lomba harus bersifat edukatif.
Pada waktu pembahasan banyak usulan-usulan dari peserta rapat yang konstruktif untuk dijadikan bahan keputusan rapat. Akhirnya peserta rapat menyepakati pelaksanaan peringatan hari Sumpah Pemuda

7. Hasil Rapat:
a) Peserta rapat menyetujui diadakan peringatan hai Sumpah Pemuda dengan lomba-lomba.
Lomba dilaksanakan pada hari Senin, 28 Oktober 2013.
Jenis lomba: lomba pidato dan baca puisi tema kepemudaan.
Setiap juara akan mendapatkan trofi dan hadiah.
b) Panitia pelaksana adalah pengurus OSIS Seksi Bidang Organisasi dan Kesenian
Tanjung, 21 Oktober 2013
Notulis
Mayda Safira

Penggunaan Tanda Baca (Pungtuasi)

Penggunaan Tanda Baca (Pungtuasi)--
Dalam Bahasa Indonesia terdapat banyak tanda baca (pungtuasi). Misalnya tanda titik (.), tanda koma (,), tanda titik koma (;), tanda hubung (-) dan masih banyak lagi. Tanda-tanda baca itu harus dipergunakan dengan tepat dalam pembuatan kalimat. Pada kesempatan ini kita akan membahas tanda koma (,) dan tanda kutip ("...")

Perhatikan kutipan kalimat berikut:
Sebenarnya negeri ini adalah gudangnya obat tradisional untuk melawan encok, ngilu, nyeri, pegal, atau linu.
Tanda koma dalam kalimat tersebut dipergunakan untuk memisahkan suatu rincian, seperti: encok, ngilu, nyeri, pegal, atau linu.

Perhatikan pula contoh kalimat lain berikut:
Pusat Penelitian Tanaman Obat Tradisional Universitas Gajah Mada (PPOT-UGM) Yogyakarta, misalnya, menyoroti tanaman anti rematik sejak tahun 1988.
Tanda koma pada sebelum dan sesudah kata "misalnya" berfungsi sebagai keterangan tambahan (aposisi).
Lain halnya dengan tanda kutip ("..."). Tanda kutip dipergunakan untuk mengapit kutipan langsung.
Misalnya:
- "Jamu ini tidak punya efek samping", kata Budiono Santoso.
- "Banyak yang tertipu dan mengira jamu tersebut betul-betul manjur", kata Suwijiyo.
Di samping itu, tanda kutip dapat dipergunakan untuk mengapit judul karangan/ puisi yang dituliskan dalam kalimat.
Contoh:
- Perjuangan saya diilhami oleh puisi "Karawang Bekasi".
- Pernyataan itu dikutip dari artikel berjudul "Industri obat Tradisional".

Makna Denotasi dan Konotasi

Makna Denotasi dan Konotasi--
Makna denotasi adalah makna yang sesuai dengan apa adanya yang dikandung oleh sebuah kata secara objektif.
Contoh:
- Orang tuanya membangun rumah.
- Anak itu nyaris tenggelam di sungai.
Kata "rumah" dan "nyaris" dalam kalimat itu bermakna apa adanya yaitu tempat tinggal dan sesuatu yang hampir terjadi.
Lain halnya dengan makna konotasi. Makna konotasi adalah makna tambahan dari makna harfiah/apa adanya dari sebuah kata. Penafsiran makna konotasi ini bergantung konteks kalimatnya.
Contoh:
- Hilangnya barang-barang itu sisebabkan oleh sulitnya memberantas tikus-tikus pelabuhan.
- Kasihan, ia sekarang menjadi sampah masyarakat.
Dalam kalimat tersebut tikus-tikus pelabuhan tidak dapat diartikan tikus
yang berada di pelabuhan, tetapi diartikan pemeras/koruptor; sampah masyarakat diartikan sebagai orang yang tak berguna/ pengangguran.

Cara Menceritakan Kembali Dongeng yang Dibaca/ Didengar

Cara Menceritakan Kembali Dongeng yang Dibaca/ Didengar--
Dongeng memang sangat menarik untuk didengarkan dan dibacakan. Selain itu, dongeng juga menarik untuk diceritakan kembali baik secara tertulis maupun lisan. Meskipun diceritakan berkali-kali, pendengar tidak akan pernah bosan mendengarkan dongeng. Di kelas 7, kamu akan berlatih menceritakan kembali dongeng yang telah dibacakan. Bagaimana caranya?
Berikut cara/ langkah-langkah menceritakan kembali dongeng yang dibaca dengan baik.

1. Dengarkan atau baca dongeng dengan saksama dari awal sampai akhir, jangan membaca melompat-lompat.
2. Catatlah tema, tokoh, sifat tokoh, dan latarnya. Ini akan membantu kamu dalam menceritakan kembali isi dongeng. Saat menceritakan kembali isi dongeng si pencerita harus mengacu pada tema, tokoh, sifat tokoh, dan latar dongeng yang didengarkan atau dibaca tersebut.
3. Catat semua peristiwa (alur) yang terdapat dalam dongeng secara garis besarnya saja.
4. Ceritakan kembali isi dongeng dengan kalimatmu sendiri namun harus sesuai dengan isi dan urutan dongeng yang kamu dengar atau baca. Tokoh dan latar cerita yang kamu ceritakan juga harus sama dengan tokoh dan latar cerit/dongeng yang didengar atau dibaca.

Membedakan Kata Sapaan dengan Kata Acuan

Membedakan Kata Sapaan dengan Kata Acuan--
Kata Sapaan
Perhatikan kalimat-kalimat berikut ini !
1. Silakan duduk, Pak Budi!
2. Dik, tolong ambilkan buku itu!
Kata bercetak miring dalam kedua kalimat tersebut merupakan contoh kata sapaan. Kata sapaan digunakan untuk menyapa seseorang yang diajak berbicara atau berkomunikasi, baik secara lisan maupun secara tertulis. Kata sapaan dapat berupa istilah kekerabatan, seperti: bapak, ibu, kakak, atau saudara. Kata sapaan dapat berupa nama jabatan atau pangkat, seperti: profesor, dokter, suster, atau kapten.

Aturan penulisan kata sapaan:
1. Huruf awal kata sapaan ditulis dengan huruf kapital.
Contoh:
Yah,kami berangkat ke sekolah!
Silakan masuk, Bu!

2.Apabila diikuti nama diri, sapaan dapat disingkat atau ditulis lengkap.
Contoh:
Silakan menikmati hidangan ini, Bu Siti!
Silakan menikmati hidangan ini, Ibu Siti!

3.Bentuk sapaan singkat dapat dipakai jika tidak disertai nama diri.
Contoh:
Sebenarnya adik saya ini sakit apa, Dok?
Kak, sebaiknya kita lewat jalan itu!

4. Bentuk sapaan ditulis dengan diikuti atau diawali tanda koma.
Contoh:
Bu, kapan kita menengok nenek?
Apakah saya boleh membelibuku ini, Pak?

Perhatikan pula kalimat-kalimat berikut!
1. Yang terhormat Kepala SMP Nusantara, kami mohon untuk memberi sambutan.
2. Yang mulia Sultan Hamengku Buwono meresmikan monumen ini.
3. Hadirin yang berbahagia, selamat datang di tempat ini.
4. Anak-anakku yang tercinta, marilah kita panjatkan doa bersama-sama.

Kata-kata bercetak miring pada keempat kalimat tersebut dalam bahasa lndonesia disebut kata sapaan hormat. Kata sapaan hormat tidak perlu diikuti nama orang dan tidak perlu diikuti kata "Bapak/Ibu".

Kata Acuan
Perhatikan pula kedua contoh kalimat-berikut!
1. Bagaimana kabar paman dan bibi di Jakarta?
2. Adik pergi ke rumah temannya sejak tadi pagi.
Kedua kata bercetak miring pada kedua kalimat tersebut disebut kata acuan. Kata acuan dalam kedua
kalimat tersebut digunakan untuk mengacu atau merujuk kepada orang yang dibicarakan. Kata acuan berkaitan pula dengan istilah kekerabatan seperti: bapak, ibu, kakak, saudara, dan nama jabatan serta pangkat, seperti profesor, dokter, atau kapten. Kata acuan yang tidak terdapat pada awal kalimat, huruf pertamanya tidak ditulis dengan huruf kapital.

Kata acuan juga biasa digunakan untuk mengacu hal-hal di bawah ini.
a. Sesuatu yang diketahui atau dikenal oleh pembicara dan lawan bicara.
Contoh:
Adisty pergi ke rumah kepala sekolah.
b. Sesuatu yang disebutkan sebelumnya.
Contoh:
Saya membeli bolpoin, Entah di mana bolpoin itu sekarang.

Coba perhatikan kalimat berikut ini!
1. Teman-teman selalu menjuluki Nunik si ratu komik.
2. Doni sering dipanggil si gendut oleh teman-temannya.
Pada kedua kalimat tersebut kata-kata panggilan sama dengan julukan. Seseorang biasanya memiliki kata panggilan atau julukan karena ia mempunyai kelebihan, kekhasan, dan keunikan dalam hal atau bidang tertentu yang membedakannya dengan orang lain. Misalnya, Nunik dalam kalimat (1) mempunyai julukan si ratu komik. Ia mendapat julukan itu karena mempunyai koleksi banyak komik dan mempunyai kegemaran membaca komik. Doni pada kalimat (2) mempunyai panggilan si gendut. Ia mendapat panggilan itu karena Doni bertubuh gendut.

Wednesday, 16 October 2013

Kalimat Sederhana

Kalimat Sederhana--
Perhatikan kalimat berikut:
- Rapat dibuka Ketua Karang Taruna.
Kalimat itu terdiri dari tiga kata/frase, yaitu: rapat, dibuka, dan Ketua Karang Taruna.
Ditinjau dari struktur kalimat, kata:
rapat = subyek
dibuka =predikat
ketua Karang Taruna = obyek
Jadi, kalimat itu terbentuk dari Subyek, Predikat, dan Obyek yang sederhana, maka kalimat tersebut dapat digolongkan kalimat sederhana.
Menurut strukturnya (adanya subyek, predikat, obyek dan keterangan) sebuah kalimat sederhana dalam bahasa Indonesia memiliki pola:
l) Subyek + Predikat
Contoh:
- Adik makan
- Ayahnya seorang pengacara.
- Rumah itu bagus.
2) Subyek + Predikat + Obyek
Contoh:
- Ibu membaca majalah
- Petani menanam padi.
- Wartawan menulis berita
3) Subyek + Predikat + Obyek + Keterangan
Contoh:
- Pedagang menjual kue di pasar
- Penduduk memperbaiki jalan hari Minggu
- Anak itu mengayam tikar setiap hari

Monday, 14 October 2013

Santun dalam Berdiskusi

Santun dalam Berdiskusi--
Kita sudah pernah membahas teks yang berbentuk tanya jawab atau dialog. Dalam dialog atau tanya jawab terdapat dua pihak atau lebih yang saling berkomunikasi, satu pihak menanyakan sesuatu, pihak lain menjawab pertanyaan, sehingga terjadi arus informasi.
Lain lagi dalam berdikusi. Dalam diskusi pihak-pihak yang terlibat bukan hanya sekadar bertanya jawab, tetapi terjadi interaksi yang lebih mendalam. Interaksi itu dapat berupa menyanggah pendapat, mengusulkan gagasan, menyempurnakan ide atau mencarikan jalan keluar pemecahan. Dalam diskusi terjadi pertukaran pikiran mengenai masalah untuk mendapatkan kesimpulan bersama.

Tujuan berdiskusi adalah untuk mendapatkan kesimpulan bersama. Jadi, dalam diskusi bukan hanya sekadar berdebat yang tidak ada ujung pangkalnya. Oleh karena itu, dalam berdiskusi harus ada santun atau tata cara diskusi.
Santun diskusi diantaranya:
l. harus menghormati pihak lain, tidak boleh menjelekkan pihak lain;
2. penyampaian usulan/gagasan setelah dipersilahkan oleh pemandu diskusi;
3. usulan/sanggahan materi harus berhubungan dengan masalah yang sedang dibahas; tidak menyinggung perasaan pihak lain; menggunakan bahasa yang baik, benar dan sopan.

Sunday, 6 October 2013

Menulis Pesan Singkat (Memo)

Menulis Pesan Singkat (Memo)--
Dalam keseharian kita, ada kalanya kita
tidak dapat menyampaikan pesan secara langsung kepada orang yang kita kehendaki. Apabila hal ini terjadi kita dapat menulis pesan singkat agar pesan atau informasi yang akan kita sampaikan dapat diterima oleh orang yang kita kehendaki. Di abad digital seperti sekarang, kamu tentu biasa menyampaikan pesan melalui SMS bukan?

Pesan singkat merupakan salah satu bentuk komunikasi yang biasa dilakukan seseorang kepada orang lain, baik di lingkungan suatu organisasi, kantor, atau di lingkungan tempat tinggal kita. Pesan singkat dapat disusun dan disampaikan secara lisan maupun tertulis. Karena berupa pesan singkat, kalimat yang digunakan harus efektif dan santun. Salah satu contoh pesan singkat yang digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan kedinasan yang sifatnya resmi dan dalam keadaan mendesak adalah memo.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menulis memo antara lain, dari siapa memo berasal, kepada siapa memo ditujukan, apa isinya, tempat dan tanggal pembuatan memo, jabatan, tanda tangan, dan nama pembuat memo.

Perhatikan contoh memo:

a. Memo resmi/ dinas

Kepada : Kepala Tata Usaha
Dari : Kepala Sekolah
Hal : Surat undangan
Mohon buat secepatnya surat undangan untuk rapat persiapan ulangan umum. Rapat dilaksanakan, tanggal 25 Oktober 2013.

20 Oktober 2013
Raihan Nahdi, M.Pd.

b. Memo pribadi

Untuk: Mayda
Tolong kembalikan buku catatan bahasa lndonesia yang kamu pinjam karena besok ada ulangan. Aku tunggu di rumah ya.
Dari: Memey

Saturday, 5 October 2013

Membaca Perangkat Upacara

Membaca lndah Puisi--
Membaca perangkat upacara sebagaimana yang sering kamu lakukan ketika apel pagi setiap Senin merupakan hal yang menarik perhatian selain penaikan bendera dan vokal/ nyanyian yang bagus. Ketika kamu membaca, peserta upacara termasuk guru dan teman-temanmu akan menyimak cara membacamu. Makin baik, kesan yang baikpun pasti akan kamu dapatkan. Begitu pula sebaliknya, makin jelek, makin jelek pula kesan para peserta lainnya.

Membaca perangkat upacara, seperti UUD 1945, Doa, dan Susunan Upacara, harus dilakukan dengan nyaring. Perhatikan pula pada saat apa kamu harus jeda, memberi tekanan, dan intonasi yang tepat.
Ada baiknya, sebelum bertugas, kamu sudah berlatih membacanya di rumah dengan memberi tanda-tanda. Tanda (I) untuk jeda pengganti tanda koma, tanda (II) untuk hentian pertama, sedangkan tanda (#) untuk perhentian terakhir. Intonasi naik ditandai dengan (/) dan intonasi turun ditandai dengan (\). Selain itu perhatikan pula tanda (panah ke atas) untuk tekanan lembut dan tanda (panah ke bawah) untuk tekanan keras.

Selain jeda, tekanan, dan intonasi, hendaknya juga memperhatikan hal-hal berikut.
1. Kekuatan suara.
2. Tempo.
3. Volume.

Popular Posts

Blog Archive