Blog Pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah

Wednesday, 29 May 2013

Latar Cerpen dan Hubungannya dengan Realitas Sosial

Latar Cerpen dan Hubungannya dengan Realitas Sosial--
Penunjukan latar dalam karya dapat dilakukan dengan cara bermacam-macam,
tergantung selera dan kreativitas pengarang. Ada pengarang yang melukiskan
secara rinci, ada pula yang sekadar menunjukkan dalam bagian cerita.

Unsur latar dapat dibedakan ke dalam tiga unsur pokok, yaitu:
1. Latar tempat, yaitu lokasi terjadinya peristiwa yang
diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Unsur tempat yang dipergunakan berupa
tempat-tempat dengan nama-nama tertentu, misalnya desa, sungai, jalan, hutan,
kota, dan sebagainya.
2.Latar waktu, yaitu berhubungan dengan masalah kapan terjadinya peristiwa
yang dikisahkan dalam karya sastra. Adanya kesejalanan waktu dimanfaatkan
untuk memberikan kesan kepada pembaca seolah-olah cerita tersebut sungguh-
sungguh ada dan terjadi.
3. Latar sosial, yaitu hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial
masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi atau cerpen. Latar
sosial dapat berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan
hidup, serta cara berpikir dan bersikap. Selain itu, latar sosial juga berhubungan
dengan situasi sosial tokoh yang bersangkutan, misalnya rendah, menengah, dan
atas. Latar sosial berperan menentukan apakah sebuah latar menjadi khas dari
sebuah cerita serta memiliki hubungan dengan kehidupan sosial.

Ringkasan Teori | Menulis Slogan

Mungkin kalian masih belum jelas tentang pengajaran Bapak kemarin. Jika memang begitu dan menemukan masalah ketika mengerjakan soal mandiri di rumah, mudah-mudahan arsip ini dapat membantu kalian secara online, kapanpun, dan dimanapun. Tak apa sambil tiduran di kamar, tapi hati-hati dengan matamu. Membaca sambil tiduran kurang baik bagi kesehatan mata. Layar HP pun terlalu kecil buat matamu untuk membaca teks yang cukup panjang ini. Selamat belajar....
Ciri kalimat Slogan adalah ringkas, jelas, tepat sasaran, dan menarik! Kalimatnya bersifat sugestif (menyadarkan).

Lihat perbedaan kalimat berikut:

  1. Dilarang buang sampah di kelas 
  2. Bersih kelasku, jernih pikiranku 

Kalimat no.1 hanya bersifat melarang, namun kalimat no.2 bersifat sugestif (menyadarkan).

Kalimat slogan biasanya tercantum pada poster, imbauan, atau iklan (reklame) Namun, Poster lebih mementingkan gambar, Imbauan biasanya kalimatnya berupa anjuran/ permintaan, dan Iklan kalimatnya bersifat menawarkan.

Berikut contoh slogan (tentu kalian bisa menentukan mana yang bersifat imbauan ataupun iklan):

  1. Hutan bagi kehidupan 
  2. Hari kesehatan: Sehat untuk semua 
  3. Ikut peduli kasih? Datanglah hari Jumat, 6 Jnauari 1012, di stadion Pembataan 
  4. Matikan rokok atau rokok mematikanmu 
  5. AC Dasyo, udara sejuk laksana di pegunungan 
  6. Senyum itu ibadah 
  7. Merdeka atau mati 
  8. Setetes darah Anda, nyawa bagi orang lain. 
  9. Pakai Motora, yang lain lewat. 
  10. Rokok mematikan Anda hidup-hidup. 
  11. Dua anak cukup 
  12. Ingin cerdas? Minum susu. 
  13. Kembalikan hutanku 
  14. Sukseskan program wajib belajar 12 tahun! 
  15. Masa depan Indonesia ada di tangan kita! 
  16. Cintailah produksi dalam negeri. 
  17. Memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat 
  18. Obat nyamuk Nyinyi, nyamuk tak mau datang lagi.

Popular Posts