Blog Pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah

Friday, 28 June 2013

Berdiskusi yang Sopan dan Santun: Insiden Munarman Siram Lawan Bicara di Acara Diskusi (Talkshow) TVOne

Berdiskusi yang Sopan dan Santun: Insiden Munarman Siram Lawan Bicara di Acara Diskusi (Talkshow) TVOne-- Maaf, mengganggu persiapan liburan kalian yang sedang menunggu harap-harap cemas pembagian rapor besok hari. Ini suatu pelajaran buat kalian, terutama buat siswa-siswi kelas VII yang akan naik ke kelas VIII. Di kelas VIII nanti, kita ada pembelajaran berdiskusi. Kalian akan dilatih bagaimana berdiskusi yang sopan dan santun dengan menggunakan kata-kata yang sopan pula. Bagaimana menyanggah dan bagaimana menanggapi pendapat orang lain (baca tentang materi ini di SINI). Ini sebuah contoh yang tak patut kalian tiru nanti, ya...
Insiden tak mengenakkan terjadi pada sosiolog UI Tamrin Tomagola saat berdiskusi dalam acara talkshow Apa Kabar Indonesia Pagi di Tv One. Tamrin tiba-tiba disiram air oleh rekan bicara juru bicara FPI Munarman.
Munarman Siram Tamrin
Insiden itu terjadi sekitar pukul 07.45 WIB di Wisma Nusantara, Jakpus, Jumat (28/6/2013). Kala itu diskusi yang diangkat membahas pelarangan sweeping tempat hiburan malam. Selain sosiolog UI Tamrin Tomagola dan Jubir FPI Munarman, hadir juga Karopenmas Polri, Brigjen Pol Boy Rafli Amar live dari Mabes Polri.

Semula diskusi berlangsung tenang dan saling berargumen, namun Munarman terpancing emosinya saat saling pembicaraanya disanggah oleh Thamrin.

Byur!! Tiba-tiba Munarman yang mengenakan kemeja putih itu menyiramkan air yang ada di atas meja ke wajah Tamrin. Sontak saja ulah jubir FPI itu mengejutkan sang sosiolog. Sebagian baju Tamrin pun basah. Mereka sempat saling tunjuk. Sementara dua presenter Tv One yang memandu acara live itu, Arief Fadhil (AF) dan Winny Charita tampak berusaha melerai.

Berikut dialog mereka saat diskusi itu berlangsung:

Munarman: "Ini analisa yang dibuat-buat tanpa fakta, saya bawa beritanya ini fakta. Yang razia ibu-ibu bukan dari kalangan yang disebut Pak Tamrin aliansi politik lah segala macam, mengada-ada. Ini ibu-ibu razia minuman keras beritanya bulan 4 kemarin, karena di Papua banyak keonaran karena orang minum minuman keras. Jadi ibu-ibu ini mereka resah. Ini di Mimikia, ini di Sorong (sambil menunjukkan print out berita). Ada dua berita jadi nggak ada kaitannya dengan politik yang disebut-sebut (Tamrin) tadi."

Presenter (AF): "Tapi bang Munarman Pak Tamrin, hukum itu harus ditegakkan. Jadi koridornya aparatlah yang seharusnya menindak?"

Munarman: "Kalau soal hukum, ditegakkan kah hukum terhadap pelarangan minuman keras?"

Presenter (AF): "Menurut bang Munarman?"

Munarman: "Tidak ada yang menegakkan. Jadi polisi, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, Dinas Parwisata itu tidak melarang padahal sudah melarang minuman keras. Ya minuman keras, tempat hiburan segala macan, itu tidak ditegakkan aturanya. Itu masalahnya. Sekarang beliau ini (Tamrin) melihat hilirnya, ketika masyarakat seperti yang ini (menunjukkan print out berita) konteks kita ibu-ibu mengambil tindakan sendiri. Kalau dalam perspektif beliau ini tidak masuk."

Tamrin: (Menyela sambil menunjuk-nunjuk karena tersinggung dengan pernyataan Munarman) "Anda nggak tahu.. Hei dengar dulu anda nggak tahu apa yang saya maksud.."

Munarman: "Diam anda diam..!! Anda...." (Byur!! Mengambil gelas (cangkir?) berisi teh manis dan menyiramkannya ke wajah Tamrin).

"Kita closing dulu," kata Arief sambil melambaikan tangannya.
Setelah iklan beberapa menit, lalu tayangan diganti dengan kabar berita dari Makassar dan lokasi lainnya.
Bagaimanapun panasnya diskusi, kita harus mengungkapkan argumen kita dengan tetap kepala dingin, bukan dengan fisik. Perbedaan pendapat itu merupakan hal yang biasa.

detiknews
URL: http://news.detik.com/read/2013/06/28/102121/2286815/10/detik-detik-saat-munarman-menyiram-tamrin-dengan-teh-manis-di-tvone

Saturday, 8 June 2013

Mencermati Bahasa Iklan

Mencermati Bahasa Iklan--
Seperti yang telah kita bahas, iklan bertujuan memengaruhi atau membujuk pembaca agar mengikuti atau melaksanakan sebagaimana yang disampaikan di dalam iklan tersebut. Dengan demikian, iklan merupakan salah satu bentuk wacana persuasi.

Di dalam iklan, hal-hal yang disajikan dapat berupa fakta dan opini. Fakta adalah kenyataan atau peristiwa yang benar-benar terjadi. Sementara itu, opini adalah pendapat atau tafsiran yang harus dibuktikan kebenarannya.
Di dalami iklan baris, bahasa yang digunakan harus singkat, padat, dan efektif. Sementara itu, di dalam iklan kolom, pengiklan bisa lebih berkreasi dengan bahasa dan membuat iklannya menjadi menarik. Dengan demikian, pembaca bisa terpengaruh untuk membeli atau mengikuti yang disampaikan di dalam iklan.
Selain itu, di dalam iklan kolom, pengiklan bisa menyertakan ilustrasi [gambar/ foto/bagan) agar tampilan iklan semakin menarik perhatian pembaca.

Berikut beberapa contoh bahasa yang menarik dari iklan.
- Yang lebih mahal banyak.
- Buat anak,jangan coba-coba!
- Tetap yang terdedan.

Pantun Empat Baris

Pantun Empat Baris--
Jenis pantun empat baris merupakan pantun yang paling banyak kita temui.
Ciri-ciri pantun empat baris.
- Tiap baris terdiri 8-12 suku kata.
- Tiap bait terdiri 4 baris.
- Bersajak a-b-a-b.
- Baris 1-2 merupakan sampiran.
- Baris 3-4 merupakan isi.

Contoh:
Membeli sirih dari pekan,
Mengasah kapak menuju kebun.
Hati kasih kepada tuan,
Sehari tak tampak rasa setahun.

Popular Posts