Blog Pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah

Friday, 23 August 2013

Penggunaan Kata Penghubung (Konjungsi)

Penggunaan Kata Penghubung (Konjungsi)--
Dalam pengelompokan kata selain kata benda, kata kerja, dan kata sifat ada
juga jenis kata penghubung. Kata penghubung berfungsi menghubungkan,
baik antarkata maupun antarkalimat.

a. Penggunaan lalu, kemudian, akhirnya
1) 'lalu' dan 'kemudian' memiliki makna yang sama, dipakai untuk merangkaikan antarkalimat dan intrakalimat.
Contoh:
- Setelah berputar-putar, ia lalu menghilang.
- Ia tersenyum kemudian berlalu dari tempat itu.

2) akhirnya dipakai untuk menyimpulkan dan mengakhiri kalimat atau informasi dalam paragraf atau teks.
Contoh: Akhirnya, semua yang ia cita-citakan selama ini, tercapailah sudah.

b. Penggunaan dan,'tetapi, sudah, jika
1) dan dipakai untuk merangkaikan dua kata atau dua kalimat
Contoh:
- Kursi dan meja
- Ayah dan lbu
- Ayah berada di Jakarta dan selalu dalam keadaan sehat
2) tetapi dipakai untuk menyatakan pertentangan/perbedaan
Contoh: Bukan baju itu, tetapi baju ini yang kuingin..
3) Sudah dipakai untuk merangkaikan sesuatu yang sudah terjadi
Contoh: Apabila sudah selesai ujian maka berdoalah agar lulus. '
4) Jika dipakai untuk menyatakan pengandaian/syarat.
Contoh: Jika Ayahmu sudah datang nanti, kami akan berkunjung ke rumahmu.

c. Penggunaan kata penghubung meskipun, supaya, karena, atau, bahkan.
1) Meskipun dipakai untuk memberikan ketegasan.
Contoh: Ia berangkat juga, meskipun hari akan hujan.
2) Supaya dipakai untuk memberikan motivas.
Contoh: Minumlah obat itu, supaya sembuh.
3) Karena dipakai untuk memberikan alasan
Contoh: Kepalanya menunduk karena malu dilihat orang lain.
4) atau dipakai untuk mengganti kata yang sepadan.
Contoh: Aku atau dia saja.
5) Bahkan dipakai untuk memberikan dukungan.
Contoh: Ia senang dengan gagasan itu bahkan mendukungnya.

Macam Kalimat Menurut Isinya

Macam Kalimat Menurut Isinya--
Perhatikan kalimat berikut:
- AS sebagai pemain utama dalam penjelajahan antariksa.
- NASA mencanangkan akan mempelajari komet.
- Eropa juga berambisi meluncurkan pesawatnya.

Ketiga kalimat tersebut isinya menyampaikan berita atau informasi dan berakhir
dengan titik. Dua hal ini merupakan ciri utama dari kalimat berita.
Selain kalimat berita ada juga yang disebut kalimat tanya dan kalimat perintah.
Kita akan dapat menentukan jenis kalimat itu dengan memperhatikan:
1. isi kalimat
2. tanda baca
3. lagu kalimat

Contoh kalimat tanya:
- Siapakah pencipta pesawat NASA?
- Benarkah pesawat ulang-alik memperkuat supremasi Amerika?

Kedua kalimat tersebut isinya menanyakan sesuatu dan berakhir dengan
tanda tanya, membuktikan bahwa kalimat tersebut adalah kalimat tanya.

Contoh kalimat perintah:
- Petiklah pucuk daun itu sesukamu.
- Keluarlah dan lihat pesawat Contour!

Contoh Peribahasa dan Maknanya

Contoh Peribahasa dan Maknanya--
Peribahasa adalah kalimat-kalimat ringkas, padat, yang berupa perbandingan
nasehat, prinsip hidup, aturan tingkah laku.
Ada peribahasa yang berbunyi "kasih ibu sepanjang jalan, kasih anak sepanjang penggalah." Artinya, kasih sayang orangtua terhadap anat tidak terbatas, sedangkan kasih sayang anak terhadap orangtua ada batasnya.

Selain peribahasa di atas masih kita jumpai peribahasa lain yang erat hubungannya dengan kehidupan.
Peribahasa yang dimaksud:
- Kecil-kecil anak, sudah besar otak.
- Air cucuran atap jatuhnya ke pelimbahan jua.
- Dalam laut dapat diduga, dalam hati siapa tahu.
- Kalau kail panjang sejengkal, jangan laut hendak diduga.
- Kalau takut dilimbur pasang, jangan berumah di tepi pantai.
Makna peribahasa-peribahasa ini akan mudah kita temukan karena berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, baik berupa kejadian maupun pekerjaan.

Makna peribahasa tersebut:
- Pada saat anak itu masih kecil, orangtua begitu menyayanginya, namun begitu besar ada juga anak yang menyusahkan orang tuanya.
- Sifat-sifat yang dimiliki orangtua biasanya akan menurun kepada anaknya.
- Keinginan/kehendak seseorang sulit diketahui dengan pasti.
- Janganlah kita menghendaki sesuatu yang tidak mungkin terjadi.
- Janganlah berbuat sesuatu kalau tidak mau menanggung risikonya.

Makna peribahasa itu dapat dikembangkan lebih luas, asal tidak menyimpang dari makna yang sebenarnya.

Monday, 19 August 2013

Contoh Surat Lamaran Kerja

Contoh Surat Lamaran Kerja--
Kotabaru, 19 Agustus 2013

Yth. Pimpinan PT. Setia
Jalan Raya Sentosa No.5
Kotabaru

Sehubungan dengan iklan Bapak dalam surat kabar Banjarmasin Post edisi 2 Agustus 2013, dengan ini saya mengajukan lamaran pekerjaan sebagai Marketing Reps (MR).
Adapun identitas diri saya:

nama                            : Riana, SE
tempat, tanggal lahir      : Kotabaru, 5 April 1986
alamat                          : Jalan Bhakti RT.5 RW.04 Blok G No.10 Kotabaru
pendidikan terakhir       : Sarjana S-1
status                           : belum menikah
No.HP                        : 081250001234

Sebagai bahan pertimbangan, saya lampirkan:
1. Daftar Riwayat Hidup
2. Fotokopi Ijazah terakhir
3. Fotokopi sertifikat kursus/pelatihan
4. Pasfoto terbaru

Besar harapan saya agar dapat diterima di perusahaan yang Bapak pimpin. Atas kebijaksanaan Bapak, saya mengucapkan terima kasih.

Hormat saya,

Riana

Saturday, 17 August 2013

Dialog Interaktif (Tiga Orang) dengan Sutradara dan Produser The Raid 2

Dialog Interaktif (Tiga Orang) dengan Sutradara dan Produser The Raid 2--
Dialog interaktif adalah dialog yang terjadi antara dua orang atau lebih tentang sesuatu secara aktif. Dialog yang terjadi berupa tanya jawab antara penanya dan yang menjawab. Definisi ini mirip dengan istilah wawancara.
Kali ini, kita akan simak contoh dialog interaktif yang dilakukan oleh tiga orang, penanya dan dua narasumber.

Menyusul kesuksesan “The Raid”, Merantau Films akan membuat film sekuel “The Raid 2: Berandal”. Ditemui di markas Merantau Films di Jakarta pada Kamis (20/12), sutradara Gareth Evans bersama produser Aryo Sagantoro menceritakan kepada Yahoo! OMG! sedikit bocoran tentang “The Raid 2: Berandal”. Gareth Evans, yang meski sama sekali tidak memiliki darah Indonesia, mengaku dirinya turut bangga dapat mengusung ilmu bela diri Indonesia pencak silat hingga populer di mancanegara.

Apa tantangan untuk pembuatan film “The Raid 2”?
Gareth Evans: Ekspektasi. Itu tantangan terbesar. Dulu di “The Raid” pertama, orang tidak tahu akan seperti apa film itu, jadi kami dapat memberikan kejutan kepada penonton. Namun untuk “The Raid 2” ini, faktor kejutan itu sudah hilang. Orang akan berekspektasi film ini seperti apa.

Seperti apa perbedaan saat pembuatan “The Raid 2”?
Gareth Evans: Saat ini kami merasakan cukup banyak tekanan. Jika “The Raid” pertama kami memang membuatnya hanya untuk kepuasan diri kami sendiri, belum mempertimbangkan opini penonton. Tapi untuk sekuel kali ini, bahkan Iko Uwais juga sempat menanyakan hal ini pada saya, bagaimana tanggapan masyarakat nantinya dengan “The Raid 2”. Saya katakan padanya, kita tidak harus memikirkan opini penonton, kita buat saja seperti saat dulu “The Raid” pertama.

Cerita “The Raid 2” masih berhubungan dengan yang pertama?
Gareth Evans: Ya. Kisahnya bermula sejak hari pertama saat film “The Raid” pertama selesai. Perbedaannya ada dalam lamanya waktu dalam film ini. Jika di “The Raid” pertama semuanya terjadi dalam satu hari, “The Raid 2” akan berlangsung selama tiga atau empat tahun. Jadi nanti ceritanya akan lebih banyak, karakternya akan bertambah, tantangannya juga makin besar.

Untuk proses produksi, lebih repot dari “The Raid” pertama?
Aryo Sagantoro: Pastinya! Banyak banget yang belum pernah kita lakukan sebelumnya. Di sini kan tantangannya. Seperti kalau kita menonton film luar negeri seri pertama, kemudian keluar sekuelnya, pasti kita memiliki harapan lebih.

Kami ingin tampilkan gambar-gambar yang belum pernah ditampilkan sebelumnya. Tidak ada di “Merantau”, tidak ada di “The Raid”. Film “Merantau” kan isinya penuh adegan berkelahi dengan tangan kosong, bertahan untuk hidup. Sementara di “The Raid”, terbunuh atau dibunuh. Nah untuk “The Raid 2”, adegan mobil yang tidak ada sebelumnya, perkelahian yang lebih agresif. Proyek ini memang sudah kami persiapkan dari tiga tahun yang lalu, sudah menjadi impian kami.

Berarti konsepnya memang sudah ada sejak awal?
Aryo Sagantoro: Konsepnya sebenarnya “The Raid 2: Berandal” dulu. Tapi terpaksa ditunda karena banyak adegan yang kami belum siap. Kami butuh waktu lebih panjang karena kan adegannya berat. Waktu kami membuat koreografi untuk “The Raid”, ada adegan-adegan yang kami anggap lebih pantas dan lebih sangar untuk kami tampilkan di “The Raid 2”.

Apakah “The Raid 2” akan ada adegan di luar ruangan? Kalau “The Raid” sebagian besar kan dilakukan di dalam ruangan.
Aryo Sagantoro: “The Raid” pertama dilakukan di dalam ruangan untuk mengatasi masalah cuaca yang tidak bisa kami kontrol. Pengalaman kami di “Merantau” harus menambah waktu produksi sebulan lebih. Akhirnya muncullah konsep satu hari di dalam gedung. Tapi di “The Raid 2”, kami mau menjual lanskap dan lain sebagainya, jadi lebih banyak di luar ruangan.

Sudah mulai syuting?
Aryo Sagantoro: Belum. Pada 1 Oktober 2012 lalu, kami adakan syukuran untuk memulai proyek “The Raid 2”. Insya Allah tanggal 19 Januari 2013 sampai awal Juli, jadi sekitar enam bulan. Ini merupakan proyek terpanjang kami, enam bulan syuting, bukan hal yang mudah.

Kalau “The Raid” pertama membutuhkan waktu berapa lama?
Sekitar tiga bulan lebih. “Merantau” sekitar empat bulan.

Lokasi syuting “The Raid 2” akan dilakukan di mana?
Lokasi syuting 90 persen dilakukan di Jakarta, sisanya Jawa Barat. Ada beberapa lokasi yang memang tidak ada di Jakarta, jadi harus dilakukan di luar.

Apakah akan ada pemain perempuan dalam “The Raid 2”? Di “The Raid” pertama kan tidak ada pemain perempuan yang jadi sorotan utama.
Gareth Evans: Kali ini ada. Dari dulu saya juga ingin ada tokoh petarung perempuan. Akan ada tokoh bernama Hammer Girl, dia menggabungkan teknik bela diri silat harimau, seperti yang digunakan di “Merantau”, tapi dia juga menggunakan dua palu di kedua tangannya. Jadi dia akan memukul lawannya dengan keras. Karakter yang sangat keren.

Gareth memang dari dulu menggemari bela diri?
Garet Evans: Oh iya. Dari kecil saya suka menonton film-film bela diri. Sejak saya terlibat di “Merantau”, saya terus memikirkan bagaimana caranya mendapatkan angle yang bagus untuk adegan bela diri, gerakan kameranya akan seperti apa, kemudian apa yang mau diangkat dari bela diri itu sendiri. Bisa turut andil untuk mempopulerkan pencak silat, menjadi sebuah kehormatan untuk saya.

Ada berbagai macam ilmu bela diri yang lain, seperti kungfu atau taekwondo, mengapa Gareth memilih pencak silat?
Gareth Evans: Kungfu sudah masuk dalam industri film selama berpuluh-puluh tahun. Film tentang silat sendiri juga sudah banyak sebenarnya, tapi belum ada dalam film itu yang menyatakan, “Seperti ini lho pencak silat.” Dari sinilah saya tergerak untuk membuat film tentang silat, dan sejalan dengan saya mempelajarinya, saya juga mendapatkan ilmu tentang filosofi pencak silat itu sendiri.

Pencak silat itu merupakan ilmu bela diri yang indah untuk disorot kamera. Saya agak terkejut saat mengetahui belum ada pembuat film yang menggarapkan dengan pantas. Saat saya menonton tayangan tentang pencak silat, yang diselipi ilmu-ilmu sihir yang menurut saya itu semua hanya omong kosong. Saya harus membuat sesuatu yang menjauhkan silat dari hal-hal berbau mistis.

Banyak orang kaget saat menonton “Merantau”, karena mereka terbiasa menonton pencak silat yang berbau mistis. Saya katakan bahwa seperti inilah pencak silat yang sebenarnya. Berkat film ini, kami sukses mempopulerkan pencak silat, tak hanya di dalam negeri tapi juga hingga ke luar negeri.

Beberapa perguruan pencak silat mengaku pada kami bahwa mereka mendapatkan banyak peserta baru, yang tidak hanya berasal dari Indonesia, tapi juga berasal dari luar negeri karena mereka ingin mempelajari apa yang mereka tonton di film kami.

Ada rencana membuat film dengan genre lain?
Gareth Evans: “The Raid 2: Berandal” akan menjadi film tentang pencak silat saya yang terakhir untuk sementara. Saya ingin mencoba membuat dua film baru, mungkin tentang kriminalitas. Kami akan istirahat sejenak, Iko Uwais dan kawan-kawan akan latihan lagi sambil kami memikirkan untuk film berikutnya.

Toro, bagaimana sih pengalaman bekerja bersama Gareth Evans?
Aryo Sagantoro: Oke banget sih. Kami kerja bareng sejak “Merantau” sekitar 2008. Waktu itu kami bertemu juga sama-sama belum punya pengalaman film. Semua yang terlibat di “Merantau”, itu film pertama kami. Ada kepercayaan satu sama lain, itu yang paling penting.

Kami berusaha memberikan yang terbaik yang bisa kami kasih, tapi pasarnya sendiri saat itu banyak yang memandang sebelah mata. Film laga, pencak silat apalagi, siapa yang mau nonton gitu kan. Saat itu juga kan film Tanah Air juga sedang jatuh sekali.

Kami punya minat yang sama di ilmu bela diri, kami sama-sama ingin mengangkat pencak silat, dan kami percaya bahwa pencak silat apabila dikemas dengan baik bisa menjadi tontonan yang sangat menarik dan bisa menjadi kebanggaan Indonesia.

Harapan kalian untuk “The Raid 2”?
Aryo Sagantoro: Harapannya sih bisa seperti apa yang kami bayangkan. Kami punya konsep, apa yang kami lakukan adalah yang terbaik, baru setelah itu kami serahkan ke pasar. Ekspektasi penonton, seperti yang tadi kita bahas, itu menjadi tantangan kami.

Gareth Evans: Kami tidak ingin “The Raid 2” disamakan dengan “The Raid”. Karakternya mungkin akan sama, tapi perasaan saat nonton filmnya, tampilan film dan pengemasan, akan terlihat jauh lebih mantap. Akan menjadi sesuatu yang lebih segar meskipun ini sekuel.

Apa nih yang paling membedakan antara “The Raid” pertama dan kedua?
Aryo Sagantoro: Konsep “The Raid” pertama adalah roller coaster. Kami tidak memberikan kesempatan bagi penonton untuk bernapas. Baru napas sebentar, tapi sudah disikat lagi. Kalau “The Raid 2”, cara bertutur akan lebih halus. Karakter akan lebih kuat karena organisasinya lebih besar. Begitu banyak variasi, tak hanya adegan berkelahinya saja.

Gareth Evans: Di bagian awal mungkin masih bisa agak tenang nontonnya. Tapi kamu tidak akan mampu bernapas di 25 menit terakhir.

(Yogi Cerdito-yahoo.com).

Wednesday, 14 August 2013

Dialog Interaktif dengan Stefano Lilipaly, Pemain Debutan Timnas Garuda vs Filipina

Dialog Interaktif dengan Stefano Lilipaly, Pemain Debutan Timnas Garuda vs Filipina--
Pernah menyaksikan kuis interaktif, kan? Ya, seorang pemandu kuis menyampaikan pertanyaan dan dijawab langsung oleh pemirsa melalui saluran telepon. Interaktif artinya langsung berbalasan secara aktif. Begitu pula dialog interaktif. Dialog interaktif adalah dialog yang terjadi antara dua orang atau lebih tentang sesuatu secara aktif. Dialog yang terjadi berupa tanya jawab antara penanya dan yang menjawab. Definisi ini mirip dengan istilah wawancara.

Setelah beberapa kali tertunda, Stefano Lilipaly akhirnya mendapat kesempatan membuat debutnya bersama Timnas Senior Indonesia. Ya, kemungkinan besar ia akan bemain untuk pertama kalinya buat negaranya, Indonesia. Pemain naturalisasi asal Belanda keturunan Maluku itu dipanggil Pelatih Jacksen F Tiago bersama 21 pemainnya lainnya untuk laga persahatan melawan Filipina di Stadion Manahan Solo, hari ini (Rabu, 14/8/13).

Sebenarnya, Lilipaly juga pernah dipanggil Jacksen saat Indonesia menghadapi Arab Saudi dalam ajang Kualifikasi Piala Asia, 23 Maret silam. Namun, ia gagal bermain karena masalah administrasi yang belum langsung.

Setelah itu, pemain berusia 23 tahun ini kembali dipanggil ketika Indonesia melawan Arsenal. Namun, Lilipaly tidak mendapat izin dari klubnya, Almere City FC. Kini, kesempatan untuk memperkuat skuat Garuda kembali datang.

Ditemui reporter Liputan6.com di Bandar Udara Soekarno-Hatta, Senin (12/8/13) malam WIB, setiba dari Amsterdan untuk bertolak langsung ke Solo, Lilipaly menjawab sejumlah pertanyaan yang diajukan reporter Ulul Azmi. Berikut petikannya.

Bagaimana perasaan Anda berada di Indonesia?
Saya sangat senang karena saya selalu merindukan untuk bisa kembali ke sini setelah kedatangan saya terakhir.

Kondisi Anda sekarang?
Saya dalam kondisi fit dan siap untuk bermain dan besok saya akan langsung latihan bersama tim.

Apa Anda mendapat izin dari klub?
Tentu saja. Saya mendapat izin empat hari untuk bermain bersama Timnas Indonesia. Lagipula sekarang kompetisi sedang libur dan akan dimulai perkan depan.

Anda siap menjalani debut dengan Timnas Indonesia?
Inilah saat yang nanti. Sekarang saya siap untuk memberikan yang terbaik untuk Timnas Indonesia. Menjadi hal yang sangat menyenangkan bagi seorang pemain bisa membela timnas.

Anda menyaksikan uji coba Timnas Indonesia dengan tiga klub inggris?
Ketiga klub tersebut adalah klub besar di dunia, jadi bukan hal yang memalukan apabila kalah dari mereka. Tapi, saya melihat penampilan timnas suudah cukup bagus dan saya akan berusaha untuk membuatnya menjadi lebih bagus lagi.

Apa kontribusi konkret dalam debut Anda nanti?
Saya akan memberikan yang terbaik jika nanti diturunkan saat melawan Filipina. Semoga saya bisa menjalani debut yang baik dengan timnas. Saya adalah tipikal gelandang serang yang bisa bemain di kanan kiri maupun tengah. Sehingga saya akan berusaha menyumbang gol, atau setidaknya memberikan peluang kepada rekan tim mencetak gol.

Apa harapan Anda ke depan bersama Timnas Indonesia?
Saya berharap bisa mendapat kesempatan lebih banyak bermain lagi untuk bisa memberikan yang terbaik kepada timnas.

sumber dialog: liputan6.com

Friday, 9 August 2013

Contoh Riwayat Hidup untuk Lampiran Karya Tulis

Contoh Riwayat Hidup untuk Lampiran Karya Tulis-- Sebelumnya, Pelajaran B.Indonesia di Jari Kamu sudah memberikan contoh Daftar Riwayat Hidup (Curiculum Vitae (CV)) yang biasa digunakan untuk melamar pekerjaan atau untuk hal yang terkait dengan surat-menyurat lainnya. Berikut contoh Riwayat Hidup yang biasa digunakan untuk lampiran (biasanya di lembar/halaman terakhir) dalam karya tulis kita.

RIWAYAT HIDUP

YADI KARNADI lahir di Amuntai pada tanggal 8 Februari 1975. Pendidikan SD, SMP, dan SMA diselesaikannya di daerah Sebamban Kabupaten Kotabaru (sekarang Kabupaten Tanah Bumbu). Ia menyelesaikan Program Sarjana tahun 2000 pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, FKIP Unlam Banjarmasin, serta lulus seleksi CPNS di tahun yang sama. Ia juga menyelesaikan Program Magister tahun 2012 pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, FKIP Unlam Banjarmasin atas beasiswa yang ia terima dari program CD (Community Development) PT Adaro sesuai waktu yang ditentukan.
Sampai saat ini, ia masih mengajar bidang studi Bahasa Indonesia di sekolah tempat pertama ia diangkat, SMPN 2 Tanta. Namun, ia juga ikut membantu kekosongan pengajar di SMPN 4 Tanjung (tahun 2006), SMP Plus Murung Pudak (2007-2009), dan SMP Hasbunallah (2009 hingga sekarang). Ia juga pernah aktif mengajar di Lembaga Bimbingan Belajar (LBB) Primagama cabang Banjarmasin (tahun 2000) dan LBB Primagama cabang Tanjung (2007-2009). Di sela-sela aktivitas mengajarnya, ia juga aktif di forum MGMP Bahasa Indonesia SMP/MTs Kabupaten Tabalong dan sejak tahun 2009 menduduki jabatan sebagai ketua hingga kini. Belakangan, ia juga turut berpartisipasi di Komunitas Guru Peneliti dan Penulis Kabupaten Tabalong yang baru terbentuk. Di waktu senggang, ia juga menjelma sebagai blogger dengan mengelola blog guru di alamat www.yadi82.com sejak akhir 2009 dan mendapat tambahan penghasilan dari hobi online-nya itu.
Sejak tahun 2010, ayah dari dua anak ini mulai tertarik pada karya tulis ilmiah dan penelitian. Karya tulis ilmiahnya yang pertama adalah “Opini Guru Abad 21, Transformasi untuk Menjawab Tantangan Zaman” mengantarkannya lulus seleksi 10 besar calon peserta Konferensi Guru Nusantara tahun 2010 di Jakarta. Ia juga mendapat bantuan dana dan fasilitas pendampingan dari YABN (Yayasan Adaro Bangun Negeri) tahun 2011 untuk mengadakan penelitian tindakan kelas. Di tahun 2012, ia meraih juara pertama Lomba Karya Tulis Ilmiah Guru dan Kepala Sekolah Kabupaten Tabalong yang diadakan Rumah Belajar Saraba Kawa dan PT Adaro-Pama dengan judul “Karya Kreatif dan Inovatif Media Pembelajaran Audiovisual Menulis Puisi”. Prestasi itu mengantarkannya pula untuk mengikuti Konferensi Guru Nasional di Jakarta tahun 2012. Di tahun 2013, ia meraih juara dua Guru Berprestasi Kabupaten Tabalong dan lomba PTK di Forum Ilmiah Guru. Selain karya tulis ilmiah tersebut, ia juga mengecap penelitian kuantitatif berupa tesis dengan judul “Hubungan Penguasaan Kosakata dan Minat Baca dengan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas IX SMPN 2 Tanta” sebagai syarat meraih gelar magister pendidikan.

Popular Posts