Blog Pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah

Sunday, 24 November 2013

Perbedaan Penggunaan Kata "Sanksi" dengan "Sangsi"

Perbedaan Penggunaan Kata "Sanksi" dengan "Sangsi"--
Dalam bahasa tulis, termasuk di media televisi, kita sering jumpai penggunaan dua kata ini: sanksi dan sangsi. Namun, terkadang masih salah, maksudnya sanksi yang bermakna hukuman tapi malah maknanya menjadi berbeda karena kata yang digunakan adalah sangsi. Perhatikan contoh kalimat berikut:
- Mereka yang bersalah patut diberikan sangsi.
Maksud "sangsi" pada kalimat ini adalah hukuman bukan? Ya, seharusnya kata yang digunakan adalah sanksi sehingga kalimatnya:
- Mereka yang bersalah patut diberikan sanksi.
Arti sanksi tersebut adalah hukuman.

Mengenai penggunaan kata "sangsi" berikut yang benar:
- Masyarakat masih sangsi akan keseriusan pemerintah memberantas korupsi.
Arti sangsi di sini adalah ragu.

Kedua kata tersebut (sangsi dan sanksi) merupakan homofon, yakni dua kata yang dilafalkan (bunyi) sama, namun berbeda tulisan (ejaan) dan maknanya.

Sunday, 17 November 2013

Macam-macam Penalaran Silogisme dan Contohnya

Macam-macam Penalaran Silogisme dan Contohnya--
Silogisme adalah penarikan simpulan berdasarkan dua premis atau lebih. Ada tiga macam silogisme: Silogisme Kategorial, Silogisme Alternatif, dan Silogisme Hipotesis.

Silogisme Kategorial
Premls Umum/ Premls Khusus/ Simpulan
Rumus:
PU : A = B
PK : C= A
S : C = B
Keterangan:
A : semua anggota golongan tertentu
B : sifat atau kegiatan A
C : seseorang atau sesuatu bagian dari A
Contoh:
PU : Semua profesor Pandai.
PK : Prof. Dr. B.J. Habibie seorang professor.
S : Prof. Dr. B.J. Habibie Pandai.
Silogisme yang diperpendek disebut entinem
Contoh: C=B karena C=A
Prof. Dr. B.J. Habibie pandai karena beliau seorang profesor.

Silogisme Alternatif
PU : Kegagalan panen daerah itu selalu disebabkan oleh banjir atau serangan hama.
PK : Tahun ini kegagalan panen daerah itu tidak disebabkan oleh banjir.
S : Kegagalan panen daerah itu disebabkan oleh serangan hama.

Silogisme Hipotesis
PU : Jika hari ini tidak hujan, saya datang ke rumahmu
PK : Hari ini hujan
S : Saya tidak datang ke rumahmu

Friday, 15 November 2013

Gaya Penceritaan dari Pernyataan Langsung ke Pernyataan Tak Langsung, atau Sebaliknya

Contoh Gaya Penceritaan dari Pernyataan Langsung ke Pernyataan Tak Langsung, atau Sebaliknya--
Kalian sudah melihat contoh kalimat langsung dan tak langsung. Jika kita perhatikan pula, untuk menggambarkan latar (setting), alur, dan tokoh-tokoh dalam cerpen, pengarang menyatakannya secara langsung dan tak langsung. Pernyataan langsung umumnya dinyatakan dalam dialog. Contoh penggambaran secara langsung itu, "Ia memang seorang yang keras kepala. semua nasihat tak pernah digubrisnya." Penggambaran secara langsung
itu misalnya dinyatakan dalam dialog antartokoh seperti berikut.
"Heh, hok, dipakai?" Kaka bertambah gusar. Ia kemudian menarik jilbab Pipit.
"Memangnya kenapa? Ini kan jilbabku juga?" Pipit tak kalah keras.
"Tapi, kamu kan, baru pakai kemarin, sekarang giliranku," sahut Kaka bertambah sengit.

Ketiga kalimat itu dapat dinyatakan secara tak langsung, yakni diubah menjadi narasi seperti di bawah ini.
Dengan rasa gusar, Kaka menarik jilbab adiknya. Ia bertanya, mengapa jilbabnya dipakai. Lalu, dengan suara yang tak kalah kerasnya, Pipit menjawab bahwa jilbab itu juga jilbabnya. Sebagai adik, Pipit merasa punya hak lebih.
Kaka tak mau kalah. Ia tetap ngotot mau memakai jilbab itu. Ia merasa bahwa adiknya sudah mendapat giliran memakainya kemarin.

Kalimat Langsung dan Kalimat Tak Langsung

Kalimat Langsung dan Kalimat Tak Langsung--
Berdasarkan ada tidaknya unsur asli seperti apa adanya ucapan orang ketiga, kalimat dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kalimat langsung dan kalimat tak langsung.
1. Kalimat Langsung
Kalimat langsung adalah kalimat yang memberitahukan bagaimana ucapan yang dikatakan oleh orang ketiga seperti apa adanya. Bila ditulis, ucapan asli itu diapit oleh tanda petik.
Contoh :
- "Di mana sepatu baruku?" tanya Joni.
- "Angkat barang itu," perintahnya, "dan bawa masuk!"
- "Dapatkah kamu berenang?" tanya Bu Mardiah.
2. Kalimat Tak Langsung
Kalimat tak langsung adalah kalimat yang menyampaikan isi atau maksud yang dikatakan oleh orang ketiga. Tidak menirukan langsung seperti apa adanya.
Contoh :
- Joni menanyakan di mana sepatu barunya.
- Dia memerintahkan agar saya mengangkat dan membawa masuk barang itu.
- Bu Mardiah bertanya apakah saya dapat berenang.
  1. Kalimat tak langsung: Menurut Pak Gede, latihan tari yang kita lakaanakan belum cukup.
    Kalimat langsung: "Latihan tari yang kalian lakaanakan belum cukup," demikian kata Pak Gede
  2. Kalimat langsung: "Pada saatnya nanti, musik tradisional akan disenangi kembali oleh remaja," kata Mendiknas dalam sebuah wawancara dengan wartawan.
    Kalimat tak langsung: ....
  3. Kalimat langsung: "Saya senang dapat menikmati tari negara Swedia ini," kata Mr. Brown, seorang warga Swedia.
    Kalimat tak langsung: ....
  4. Kalimat tak langsung: Akhurat, seorang budayawan Surabaya, menyatakan, "Ludruk tidak harus dipentaskan semalam suntuk, melainkan harus dipreteli sehingga menjadi tontonan yang bisa dinikmati masyarakat kini. Misalnya, disajlkan dalam bentuk tari remo saja, lawakan, dagelan, atau mungkin hanya kidungan saja.
    Kalimat langsung: ....
  5. Kalimat tak langsung: Sementara Drs. Kasiyanto yang mencoba melacak perjalanan kesenian ludruk menyimpulkan bahwa unsur sutradara dan pemain bagi ludruk saat ini tidak mempunyai visi.
    Kalimat tak langsung: ....
  6. Kalimat langsung: "Sayang, hanya satu Yupa yang tertinggal di sini," kata Teguh, teman seperjalanan kami di Kalimantan.
    Kalimat tak langsung: ....

Tuesday, 12 November 2013

Persiapan Sebelum Melakukan Wawancara

Persiapan Sebelum Melakukan Wawancara--
Kalian mau jadi wartawan? Dengan anggota kelompok belajarmu, wawancarailah seorang narasumber di lingkungan luar sekolah, misalnya lurah, ketua RT/RW. Kalian diminta menyusun figur seorang tokoh agar profilnya dapat ditampilkan di majalah sekolah.
Tujuan wawancara adalah mendapatkan informasi untuk sebuah penelitian, penyusunan berita, atau penyusunan laporan. Informasi itu didapat setelah sang pewawancara melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun sebelumnya.
Persiapkan wawancaramu dengan menyusun pokok-pokok pertanyaan. Mulailah dari data diri tokoh tersebut:
1. nama;
2. nama panggilan;
3. tempat dan tanggal lahir;
4. bentuk fisik, tinggi, dan berat badan;
5. kebiasaannya sehari-hari;
6. asal mula bekerja di kantornya;
7. suka dukanya melayani masyarakat;
8. dan seterusnya.

Susunlah sebuah daftar pertanyaan yang berkenaan dengan sifat orang yang kalian wawancarai!
Setelah persiapan kalian matang, lakukan pendekatan dan janji untuk berwawancara dengan tokoh yang kalian tuju. Ikuti langkah berikut!

1. Sampaikan keinginanmu untuk berwawancara dan maksud dari wawancara itu! Sampaikan pula akan dipublikasikan di mana hasilnya!
2. Sampaikanlah pokok-pokok pertanyaan yang akan disampaikan nanti agar narasumber dapat mempersiapkan jawaban!
3. Lakukan wawancara pada tempat dan waktu yang sudah ditentukan. Jangan berwawancara di tempat yang resmi dan banyak orang. Tempat-tempat seperti rumah tokoh, taman, dan perpustakaan dapat dijadikan pilihan.
4. Gunakan alat tulis atau alat perekam (jika punya).
5. Lakukan juga pengamatan secara fisik dan tingkah laku tokoh ketika wawancara berlangsung: bagaimana bentuk wajahnya, tinggi badannya, gurat-gurat otot di wajahnya; apakah ketika diwawancarai ia merokok atau tidak, dan seterusnya.

Friday, 8 November 2013

TEORI | Menulis Proposal

TEORI | Menulis Proposal--
Proposal(usulan) adalah suatu saran atau permintaan kepada seseorang atau suatu badan untuk mengerjakan atau melakukan suatu pekerjaan. Secara konkret proposal adalah rencana kerja yang disusun secara sistematis dan terperinci untuk suatu kegiatan (proyek) yang bersifat formal. Proyek yang dimaksud dapat mengenai pekerjaan fisik, seperti pembangunan gedung dan dapat pula mengenai pekerjaan nonfisik, misalnya proyek pemberantasan buta huruf. Kamu juga dapat membuat proposal kegiatan sekolah misalnya proposal peringatan bulan bahasa.
Berdasarkan bentuknya, proposal dapat dibedakan menjadi proposal berbentuk formal, semiformal, dan formal.
Proposal berbentuk formal sekurang-kurangnya ada tiga bagian utama, yaitu: (1) bagian pelengkap pendahuluan, yang terdiri atas sampul dan halaman judul, surat pengantar (kata pengantar), ikhtisar (abstrak), daftar isi, dan penegasan permohonan; (2) isi proposal, terdiri dari pembatasan masalah, latar belakang, tujuan, luas-lingkup, dasar (anggapan dasar), metodologi, fasilitas, personalia (panitia), keuntungan dan kerugian, waktu, dan biaya; (3) bagian pelengkap penutup, yang berisi daftar pustaka, lampiran, tabel, dan sebagainya.
Susunan dan perincian tiap bagian di atas tidak mutlak harus mengikuti pola tersebut, kemungkinan ada bagian yang dapat digabungkan.
Proposal semiformal dan nonformal merupakan variasi dari bentuk formal, karena tidak memenuhi syarat-syarat tertentu atau tidak selengkap seperti proposal bentuk formal.

Isi sebuah proposal ada yang sederhana dan ada pula yang komplek. Isi proposal yang kompleks, seperti yang terdapat dalam bentuk formal di atas, sedangkan isi proposal yang sederhana hanya meliputi: (1) nama kegiatan (judul); (2) dasar pemikiran; (3) tujuan dan manfaat; (4) ruang lingkup; (5) waktu dan tempat kegiatan; (6) penyelenggara/panitia; (7) anggaran biaya; dan (8) penutup.

Menulis Karya Tulis Ilmiah

Menulis Karya Tulis Ilmiah--
Karya tulis yang ditulis berdasarkan penelitian disebut karya ilmiah. Karya ilmiah yang lengkap biasanya terbagi menjadi tiga besar, yakni (1) bagian pelengkap pendahuluan, (2) Bagian isi atau pembahasan, dan (3) bagian pelengkap penutup.

Bagian pelengkap pendahuluan terdiri atas halaman judul, halaman motto, halaman pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, arti lambang dan singkatan, dan abstrak.

Bagian isi atau pembahasan terdiri atas bab pendahuluan yang meliputi : (1) latar belakang, (2) perumusan masalah, (3) ruang lingkup masalah, (4) tujuan penulisan, (5) metode penelitian, dan (5) sistematika penulisan; bab pembahasan; dan bab kesimpulan dan saran.

Bagian pelengkap penutup antara lain, daftar pustaka dan lampiran. Kata pengantar berfungsi sebagai surat pengantar kepada pembaca yang isinya berbagai hal mengenai karya tulis tersebut.
Daftar isi merupakan gambaran isi secara singkat. Judul-judul bab ditulis dengan huruf kapital, judul-judul subbab ditulis dengan huruf kecil kecuali huruf awal dari kata-kata yang penting.
Abstrak berisi garis besar dari karya tulis. Isinya lebih singkat daripada kesimpulan.
Bab pendahuluan berfungsi untuk menarik perhatian pembaca dan memberikan arahan terhadap masalah-masalah yang akan diuraikan. Pada bagian ini biasanya diuraikan tentang : latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup, metode penelitian.
Bab Pembahasan/isi merupakan tubuh karangan yang mempunyai bagian yang sangat esensial. Dalam bagian ini terdapat semua masalah yang dijabarkan secara sistematis. Artinya dalam penyusunan harus beraturan dan konsisten. Pembagian bab ke subbab harus sesuai dengan tingkatan-tingkatan yang sederajat.
Kesimpulan dan saran merupakan inti dari uraian yang telah dijelaskan dalam tubuh (isi). Kesimpulan harus rumuskan secara jelas dan tegas. Begitu pula dengan saran, kepada siapa saran ditujukan, dan kemungkinan adanya perbaikan.
Daftar pustaka merupakan daftar buku atau artikel yang menunjang hasil pengamatan penulis. Daftar pustaka biasanya memuat nama pengarang (dibalik), tahun terbitan, judul buku (digarisbawahi atau dicetak miring), tempat penerbit, penerbit.

Persamaan dan Perbedaan Memo dengan Nota

Persamaan dan Perbedaan Memo dengan Nota--
Dalam keseharian kita, ada kalanya kita tidak dapat menyampaikan pesan secara langsung kepada orang yang kita kehendaki. Apabila hal ini terjadi kita dapat menulis pesan singkat agar pesan atau informasi yang akan kita sampaikan dapat diterima oleh orang yang kita kehendaki. Di abad digital seperti sekarang, kamu tentu biasa menyampaikan pesan melalui SMS bukan?

Pesan singkat merupakan salah satu bentuk komunikasi yang biasa dilakukan seseorang kepada orang lain, baik di lingkungan suatu organisasi, kantor, atau di lingkungan tempat tinggal kita. Pesan singkat dapat disusun dan disampaikan secara lisan maupun tertulis. Karena berupa pesan singkat, kalimat yang digunakan harus efektif dan santun. Salah satu contoh pesan singkat yang digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan kedinasan yang sifatnya resmi dan dalam keadaan mendesak adalah memo.
Memo atau memorandum dan nota adalah tulisan singkat, senilai dengan surat yang digunakan secara intern.

Isi memo dan nota:
1. meminta dan memberi informasi
2. meminta dan memberi petunjuk
3, meminta dan memberi informasi yang bersifat mengingatkan (memo)

Perbedaan antara memo dan nota :
1. memo: dari atasan kepada bawahan atau antar pejabat yang setingkat
2. nota : dari atasan kepada bawahan

Contoh Surat Kuasa

Contoh Surat Kuasa--
Surat kuasa berisi pemberian kuasa kepada seseorang untuk menyelesaikan suatu urusan, misalnya untuk : menjualkan tanah, menandatangani akte jual-beli, mengambilkan wesel tabungan, mewakili sidang di pengadilan, dll.
Surat berisi :
- identitas pemberi kuasa
- identitas penerima kuasa
- urusan yang harus diselesaikan
- batas-batas kewenangan, jika dipandang perlu
- masa berlakunya surat kuasa, jika dipandang perlu
- tanda tangan kedua belah pihak, dan kalau perlu saksi-saksi

Surat kuasa perlu diberi materai, dan bahkan perlu disahkan notaris atau pejabat yang berwenang lainnya (misal lurah dan camat).

Contoh Surat Kuasa :
PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG
DINAS PENDIDIKAN
SMPN 2 TANTA
Alamat: Jalan Penghulu Siogoeg, Warukin, Kec.Tanta, Kab.Tabalong 71571
============================================================
SURAT KUASA
Nomor: 475/SMPN2Tnt/XI/2013

Yang bertanda tangan di bawah ini,
nama          : Sutatik, S.Pd.
NIP            : 19550206 197903 2 003
jabatan        : Kepala Sekolah

dengan ini memberikan kuasa untuk mengurus pencairan gaji pegawai bulan Desember 2013, kepada:
nama         : Sudardi
NIP           : 19770808 200012 1 009
jabatan       : guru

Surat kuasa ini berlaku mulai 19 November 2013 hingga 5 Desember 2013 dan diterbitkan untuk digunakan seperlunya.

                                                                    Tanjung, 8 November 2013
Penerima Kuasa,                                             Pemberi Kuasa,


Sudardi                                                          Sutatik, S.Pd.

Menulis Daftar Pustaka

Menulis Daftar Pustaka-- Dalam dunia tulis-menulis, terutama karya ilmiah, di bagian akhir tulisan, kita mencantumkan daftar pustaka. Penulisan daftar pustaka harus memerhatikan al-hal berikut:
- Daftar pustaka/buku disusun menurut abjad nama pengarang, nama badan, lembaga yang menciptakan karangan itu.
- Kalau ada dua judul buku atau lebih dari seorang pengarang, nama pengarang tidak usah disebutkan dua kali, tetapi dibuat garis sepanjang delapan pukulan (karakter) dari margin.
- Nama pengarangnya ditulis mulai dengan nama akhir.
- Nomor halaman tidak dicantumkan.
- Nama pengarang mulai diketik pada garis margin biasa, sedangkan baris kedua dan selanjutnya diketik empat pukulan (karakter) ke dalam berspasi satu.
- Antara dua sumber dikosongkan dua spasi.
- Daftar buku tidak diberi nomor urut.
- Jika pengarangnya dua orang, keduanya ditulis dengan menggunakan kata hubung dan.
- Jika pengarangnya lebih dari dua orang, cukup ditulis satu pengarang yang paling awal (atas) dan dibelakangnya ditulis et al atau dkk
- Gelar akademis maupun gelar lain tidak dicantumkan
Contoh:
Daftar Pustaka

TEORI | Menulis Resensi, Kritik, Esai, Artikel, Tajuk (Editorial), dan Notula (Notulen)

TEORI | Menulis Resensi, Kritik, Esai, Artikel, Tajuk (Editorial), dan Notula (Notulen)--
A. Menulis Resensi
Resensi adalah tulisan yang berisi ulasan, pertimbangan atau pembicaraan suatu karya (sastra, nonsastra, film, drama, dan sebagainya). Tujuan penulisan resensi adalah menyampaikan informasi kepada pembaca apakah sebuah karya patut mendapat sambutan atau tidak. Hal-hal yang perlu dituangkan dalam resensi buku:
1. identitas buku (judul, pengarang, penerbit, tahun terbit, dan tebal halaman)
2. sinopsis, unsur ekstrinsik, dan intrinsiknya (untuk buku fiksi) dan gambaran isi buku (untuk nonfiksi)
3. nilai buku : kelebihan dan kelemahan buku
4. keterbacaan atau kecocokan pembacanya (rekomendasi kepada pembaca)
Contoh Resensi

B. Menulis Kritik
Kritik (sastra) adalah tulisan yang berisi pertimbangan baik buruknya suatu karya (sastra) atau penghakiman terhadap karya (sastra).
Fungsi kritik (sastra):
1. mendorong pengarang untuk meningkatkan karyanya
2. menjembatani pemahaman penikmat dengan pengarangnya
3. membantu pembaca dalam memahami suatu karya (sastra)

C. Menulis Esai
Esai adalah sebuah karangan yang berisi kupasan atau tinjauan tentang suatu pokok masalah yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan, pendapat, atau ideologi yang disusun secara populer berdasarkan sudut pandang pribadi penulisnya (bersifat subyektif).

D. Menulis Artikel
Artikel adalah tulisan tentang suatu masalah, termasuk pendapat dan pendirian penulis tentang masalah itu. Artikel bertujuan meyakinkan, mendidik, atau menghibur pembaca. Sebagai tulisan nonfiksi artikel dapat kita baca pada koran atau majalah.

E. Menulis Tajuk Rencana / Editorial
Tajuk Rencana adalah artikel pokok dalam surat kabar yang merupakan pandangan redaksi terhadap hal-hal atau peristiwa penting yang sedang menjadi pembicaraan pada saat surat kabar itu diterbitkan.
Dalam tajuk rencana biasanya diungkapkan adanya informasi atau masalah aktual, penegasan pentingnya masalah, opini redaksi tentang masalah itu, kritik dan saran atas permasalahan dan harapannya akan peran serta pembaca.

F. Menulis Notulen/ Notula
Notula adalah catatan singkat jalannya rapat atau persidangan dan hal-hal yang dibahas atau diputuskan. Notula berfungsi sebagai alat dokumentasi dan alat bukti pelaksanaan rapat atau sidang.
Contoh Notula

Wednesday, 6 November 2013

Contoh Soal Obyektif (Pilihan Ganda) Untuk SMP dan SMA/SMK/MA

Contoh Soal Obyektif (Pilihan Ganda) Untuk SMP dan SMA/SMK/MA--
Selamat datang. Kamu berada di blog Pelajaran Bahasa Indonesia di Jari Kamu, blog tempat belajar Bahasa Indonesia melalui jari-jari kamu.

Di blog ini, kalian dapat mempelajari contoh-contoh soal obyektif bahasa Indonesia. Silakan pilih dan klik judul-judul di bawah ini.


SOAL SMP/MTs:

SOAL-SOAL SMA/SMK/MA:

Tuesday, 5 November 2013

Jenis Paragraf Berdasarkan Isinya

Jenis Paragraf Berdasarkan Isinya--
Materi pelajaran bahasa Indonesia yang terkait teks bacaan memang terkadang susah, walau terkadang gampang juga. Tapi tahukah kamu macam-macam paragraf? Kita sudah membahas jenis paragraf berdasarkan tujuannya dan jenis paragraf berdasarkan letak kalimat utamanya. Sekarang kita bahas jenis paragraf berdasarkan isinya:
1) Paragraf deskripsi : kalimat utama tak tercantum secara nyata. Tema paragraf tersirat dalam keseluruhan paragraf. Biasa dipakai untuk melakukan sesuatu, hal, keadaan, situasi dalam cerita.
2) Paragraf proses.
Tidak terdapat kalimat utama. Pikiran utama tersirat dalam kalimat-kalimat penjelas, memaparkan urutan suatu kejadian/proses, meliputl waktu, ruang, klimaks, antiklimaks.
3) Paragraf efektif
Paragraf efektif ialah alinea yang memenuhi ciri paragraf yang baik, alinea terdiri atas beberapa kalimat. Terdiri atas satu pikiran utama dan lebih dari satu pikiran penjelas. Tidak boleh ada kalimat sumbang. Ada koherensi antarkalimat

Jenis Paragraf Berdasarkan Tujuannya

Jenis Paragraf Berdasarkan Tujuannya--
Materi pelajaran bahasa Indonesia yang terkait teks bacaan memang terkadang susah, walau terkadang gampang juga. Tapi tahukah kamu macam-macam paragraf?
Berdasarkan tujuannya, paragraf dibedakan atas:
1) Paragraf pembuka : Paragraf pembuka biasanya memillki sifat ringkas menarik, dan bertugas menyiapkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan diuraikan,
Z) Paragraf penghubung : Paragraf penghubung berisi inti masalah yang hendak disampaikan kepada pembaca. Secara fisik, paragraf ini lebih panjang daripada alinea pembuka.
3) Paragraf penutup : Paragraf penutup biasanya berisi simpulan (untuk argumentasi) atau penegasan kembali (untuk eksposisi) mengenal hal-hal yang dianggap penting.

Syarat Pembentukan Paragraf yang Baik

Syarat Pembentukan Paragraf yang Baik--
Membuat paragraf memang gampang-gampang susah. Beberapa orang merasa mudah, sebagian yang lain merasa sangat susah. Yang penting, harus diingat bahwa paragraf yang baik haruslah memenuhi syarat-syarat tertentu.
Syarat-syaratnya sebagai berikut.
a. Prinsip kesatuan (unity)
Makudnya setiap paragraf sebaiknya mengandung satu gagasan pokok.
b. Prinsip Kepaduan (koherensi)
Maksudnya setiap paragiaf haruslah merupakan kumpulan kalimat yang saling berhubungan secara padu, tidak berdiri sendiri atau terlepas satu sama lain,
c. Kelengkapan
Dikatakan lengkap jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk menunjang kejelasan kalimat topik,
Dikatakan tidak lengkap, jika tidak dlkembangkan atau hanya diperluas dengan pengulangan-pengulangan.

Manfaat Membuat Kerangka Karangan

Manfaat Membuat Kerangka Karangan--
Dalam tulis-menulis, terutama tulisan nonfiksi, sebaiknya kita membuat kerangka karangan terlebih dahulu. Kerangka karangan adalah miniatur bentuk karangan. Kerangka karangan dapat membantu penulis untuk melihat wujud-wujud gagasan dalam sekilas sehingga dapat diketahui kesatuan idenya sudah sistematis atau belum, sudah urut apa belum. Susunanannya apa sudah pas apa belum.

Manfaat penyusunan kerangka karangan:
1. memudahkan menyusun karangan
2. memudahkan mencari/menentukan bahan
3. menghindari uraian yang menyimpang dari tema
4. menghindari keterulangan pembahasan suatu masalah
5. membantu menciptakan klimaks yang berbeda-beda

Perbedaan Tema dengan Judul

Perbedaan Tema dengan Judul--
Banyak yang salah kaprah tentang judul dan tema. Ada yang menganggapnya sama, padahal tidak.

1. Tema merupakan masalah, persoalan, gagasan, pikiran, atau ide utama yang dikembangkan dalam tulisan. Tema harus ditentukan sebelum menulis dan harus menjiwai seluruh isi tulisan.

2. Judul bukan merupakan masalah pokok atau ide karangan. Istilah lainnya adalah kepala karangan. Judul tidak harus ditetapkan sebelum menulis, tetapi dapat ditentukan setelah karangan selesai ditulis. Jika tema bersifat mengikat, judul bersifat bebas. Akan tetapi, yang perlu diingat bahwa judul sebaiknya berhubungan dengan tema.
Syarat secara umum adalah singkat, jelas, menarik, dan membayangkan isi karangan.

Yang harus diperhatikan dalam penulisan judul yaitu judul harus ditulis mengacu pada EYD (menggunakan huruf kapital sebagai huruf pertama semua kata, termasuk semua unsur kata ulang sempurna, kecuali kata seperti di, ke, dari, dan, yang, untuk, yang tidak terletak pada posisi awal). Judul tidak boleh diakhiri dengan tanda baca.

Perbedaan Karangan Fiksi dan Karangan Nonfiksi (Ciri-ciri Tulisan Fiksi dan Nonfiksi)

Perbedaan Karangan Fiksi dan Karangan Nonfiksi (Ciri-ciri Tulisan Fiksi dan Nonfiksi)--
Karangan fiksi adalah karangan yang berisi kisahan atau cerita yang dibuat berdasarkan khayalan atau imajinasi pengarang. Fiki atau cerita rekaan biasanya berbentuk roman, novel, dan cerita pendek (cerpen). Fiksi ilmiah atau fiksi ilmu pengetahuan adalah fiksi yang ditulis berdasarkan ilmu pengetahuan, teori, atau spekulasi ilmiah.

Ciri-ciri karangan fiksi :
- berusaha menghidupkan perasaan atau menggugah emosi pembacanya
- dipengaruhi oleh subyektivitas pengarangnya.
- bahasa bermakna denotatif (yaitu makna sebenarnya) juga konotatif, asosiatif (yaitu makna tidak sebenarnya), ekspresif (yaitu memberi bayangan suasana pribadi pengarang), sugestif (yaitu bersifat mempengaruhi pembaca), dan plastis (yaitu bersifat indah untuk menggugah perasaan pembaca).

Karangan nonfiksi adalah karangan yang dibuat berdasarkan fakta, realita, atau hal-hal yang
benar-benar dan terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari.

Ciri-ciri tulisan nonfiksi :
- biasanya berbentuk tulisan ilmiah dan ilmiah populer, laporan, artikel, feature, skripsi, tesis, disertasi, makalah, dan sebagainya.
- Karangan nonfiksi berusaha mencapai taraf obyektivitas yang tinggi, berusaha menarik dan
menggugah nalar (pikiran) pembaca.
- Bahasa bersifat denotatif dan menunjuk pada pengertian yang sudah terbatas sehingga tidak bermakna ganda.

Friday, 1 November 2013

Contoh Kerangka Pidato Perpisahan

Contoh Kerangka Pidato Perpisahan--
Pidato adalah pengungkapan pikiran dalam bentuk kata-kata yang ditujukan kepada orang banyak atau wacana yang disiapkan untuk diucapkan di depan khalayak. Di dalam setiap pidato, ada topik pidato, yaitu pokok permasalahan yang ingin disampaikan. Topik tersebut dapat bermacam-macam, misalnya ilmu pengetahuan, masalah sosial, penyambutan, maulid nabi, serah terima jabatan organisasi, laporan kegiatan, wisuda/kelulusan, atau penyampaian ikut bergembira/berduka.

Agar dapat berpidato dengan efektif, sebaiknya naskah pidato dibuat terlebih dahulu. Membuat naskah pidato hampir sama dengan menulis karangan. Mula-mula, tentukan tema yang ingin disampaikan. Kemudian, membuat kerangka pidato. Jika sudah selesai, dilanjutkan dengan mengembangkan kerangka tersebut menjadi
sebuah naskah pidato yang utuh.

Secara garis besar naskah pidato berisi hal sebagai berikut.
1. Salam Pembuka
2. Pendahuluan/bagian awal: pengantar ke arah pokok materi pidato
3. Isi/inti pidato: berisi uraian yang perlu disampaikan
4. Kesimpulan/ bagian akhir: kesimpulan isi pidato

Contoh Kerangka Pidato Perpisahan
Tema : Perpisahan kelas IX
Tujuan ; Memberi informasi dan kesan
1. Pembuka
1.1 Salam pembuka
7.2 Ucapan syukur kepada Tuhan
1.3 Ucapan Terima kasih kepada pihak yang membantu
2.Isi pidato
2.1 Pengakuan/kesan selama berada di sekolah
2.2 Pesan kepada adik kelas
2.3 Makna perpisahan dan pelepasan
3. Penutup
3.1 Permohonan maaf
3,2 Mohon doa dari guru dan adik kelas.

Setelah selesai membuat kerangka, tulislah pidatomu sesuai kerangka tersebut. Setelah selesai, bacalah kembali, dan perbaiki kesalahan ejaan yang kamu temukan. Mintalah masukan dari teman atau anggota keluargamu.

Agar penyampaian pidatomu baik, berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan saat berpidato.
1. Pahami dan hafalkan isi pidatomu dengan baik.
2. Hindari sikap/gerak mimik, tangan, dan badan yang berlebihan.
3, Berikan perhatian yang sama kepada seluruh pendengar.
4. Selalu tampak energik dan tidak lesu.
5. Jangan monoton.
6. Letakkan naskah pidato di meja/mimbar, jangan dipegang.
7. Jangan terpaku pada naskah.

Perbedaan Struktur Teks Deskripsi, Teks Eksplanasi, dan Teks Narasi

Perbedaan Struktur Teks Deskripsi, Teks Eksplanasi, dan Teks Narasi--
Pengajaran Bahasa Indonesia di Kurikulum 2013 dilakukan dengan berbasis teks, yaitu deskripsi, penceritaan (recount), prosedur, laporan, eksplanasi, eksposisi, diskusi, surat, iklan, catatan harian, negosiasi, pantun, dongeng, anekdot, dan fiksi sejarah. Di tingkat SMP, jenis teks yang dipelajari adalah teks hasil observasi, teks deskripsi, teks eksposisi, teks cerita pendek (naratif), teks prosedur, dan teks eksplanasi. Ada perbedaan antara satu jenis teks dengan jenis teks lainnya.
Perbedaan dapat terjadi, misalnya pada struktur teks itu sendiri.

- Teks tanggapan deskriptif strukturnya terdiri atas identifikasi, klasifikasi/definisi, dan deskripsi bagian,
- Teks eksplanasi strukturnya terdiri atas pernyataan umum, deretan penjelas, dan interpretasi.
- Teks naratif strukturnya terdiri atas orientasi (kapan, siapa, dan di mana), komplikasi (masalah apa yang terjadi dan mengapa terjadi), dan resolusi.

Namun, antara teks deskripsi dengan teks eksplanasi memiliki persamaan yaitu termasuk ke dalam kategori jenis teks faktual, sedangkan teks naratif termasuk dalam kategori teks jenis sastra.

Sumber: Mahsun, dkk. 2013. Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan untuk SMP/M.Ts. Kelas VII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan



Baca juga:

Popular Posts

Blog Archive